Menu

Mode Gelap
Senin, 15 Desember 2025 | 19:36 WIB

Depok

Psikolog : Reynhard Sinaga Adalah Psikopat

badge-check


					Psikolog Universitas Pancasila), Aully Grashinta Perbesar

Psikolog Universitas Pancasila), Aully Grashinta

Harian Sederhana, Depok –Psikolog Universitas Pancasila (UP), Aully Grashinta mengatakan, dari ciri-ciri yang ada pada Reynhard mengarah pada ciri-ciri psikopat. Cirinya antara lain bahwa Reynhard bisa dengan mudah mengelabui orang lain.

“Kalau melihat sebagian ciri-cirinya memang mengarah pada ciri-ciri psikopat, antara lain dengan caranya ia bisa dengan mudah mengelabui orang lain,” katanya, Selasa (07/01).

Dia menjelaskan, psikopat adalah seseorang yang manipulatif dan mudah untuk mendapatkan kepercayaan orang lain. Karenanya dengan ciri tersebut agak sulit dikenali bahwa ia adalah seorang psikopat. Namun demikian, untuk bisa memastikan tentunya perlu asesmen mendalam.

“Orang dengan psikopat biasanya juga tidak bisa membedakan benar dan salah sehingga ketika melakukan hal salah atau yang kriminal, mereka tidak merasa bersalah apalagi menyesali,” katanya.

Shinta menuturkan, orang dengan psikopat umumnya terkesan menawan, senang bersosialisasi, peduli dan ramah pada orang lain. Ia pun tampak dapat berpikir logis, masuk akal, memiliki tujuan yang dipikirkan dengan matang, dapat memberikan penjelasan secara akurat dan memberikan tanggapan yang sesuai bahwa ada konsekuensi bagi para anti sosial dan pelanggar hukum.

“Psikopat mampu menilai diri sendiri dan akan dengan terbuka mengoreksi kesalahan di masa lalu. Psikopat tidak menunjukkan gejala-gejala umum perilaku neurotik, termasuk kegelisahan, kecemasan, histeria, perubahan suasana hati, kelelahan ekstrem, dan sakit kepala. Dan pada situasi yang membuat orang lain kesal atau jengkel, psikopat malah terkesima dan memperlihatkan kekosongan emosi, tanpa ada rasa takut atau cemas,” paparnya.

Biasanya seorang psikopat bisa seperti itu karena banyak faktor penyebab. Misalnya pengalaman seksualnya di masa lalu. Mulai dari perilaku seksualnya sejak kecil, paparan pada hal-hal yang bersifat pornografi, pergaulan, atau juga trauma atas jadian seksual pada dirinya.

Pada banyak kasus pelaku sodomi dilakukan oleh korban sodomi di masa lalu. Dendam akan dominansi seksual dari pelaku kemudian dilampiaskan pada korban dengan melakukan hal yang sama. Meski ada pula sebagian kecil yang memang genetik.

“Pengalaman berhasil melakukan pemerkosaan akan menimbulkan kepuasan sendiri yang akhirnya mendorong pelaku melakukan hal yang sama berulang kali. Akhirnya bisa disebut sebagai serial rapist,” pungkasnya. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

KPK Masih Usut Soal Penyaluran Dana CSR BI dan OJK

14 Desember 2025 - 14:12 WIB

Dindin Saprudin Resmi Jabat Anggota DPRD Kota Depok

28 November 2025 - 12:45 WIB

Wakil Ketua DPRD Kota Depok Tajudin Sosialisasi Fungsi Komisi C ke Warga Grogol

26 November 2025 - 11:03 WIB

BPJS Kesehatan Depok Gelar Ngopi JKN

19 November 2025 - 12:17 WIB

Hajatan 13 Beji 2025: Gen Z Depok Bersatu Lewat Kreativitas dan Budaya Lokal

10 November 2025 - 11:22 WIB

Trending di Depok