Idris mengatakan, terdapat dua titik wilayah longsor terparah. Yaitu di Pesanggrahan, Kelurahan Pasir Putih dan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere. Menurut informasi, ada dua korban meninggal dan satu korban lainnya masih dalam proses evakuasi.
“Kalau banjir, pastinya berada di wilayah dataran rendah atau cekungan. Seperti Perumahan Bukit Cengkeh, Perumahan Taman Duta, genangan di depan Pom Bensin Margonda dan lain-lain. Warga diimbau untuk bergotong royong membantu sesama dan tetap menjaga kebersihan,” kata Idris.
Banjir bukan hanya terjadi di Kota Depok, sejumlah kawasan di daerah Kabupaten dan Kota Bekasi juga terendam air bahkan ada yang setinggi leher orang dewasa. Aktivitas warga pun lumpuh karena akses jalan terendam banjir. Mobil-mobil yang terparkir di depan rumah pun tenggelam hingga kap mesin.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi pun turun langsung ke sejumlah lokasi untuk memantau titik yang terendam banjir. Dari pantauan di lapangan, orang nomor satu di Kota Bekasi ini terjun langsung untuk mengetahui perkembangan wilayah yang banjir.
Pria yang akrab disapa Pepen ini menuturkan, banjir tersebut merupakan 20 tahun siklus yang paling ekstrem. Biasanya, sambung Pepen, banjir terjadi di Bekasi karena aliran Kali Bekasi, Cileungsi, dan Cikeas meluap. Namun, banjir yang terjadi kali ini mulai dari elevasi dan kontur terkena semua
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi atau Pepen sedari pagi sudah disibukkan keliling di empat kecamatan yang terkepung banjir.
“Ini 20 tahun siklus yang paling ekstrim ya, biasanya di Bekasi banjir karena aliran Kali Bekasi, Cileungsi, dan Cikeas. Sekarang semuanya mulai dari elevasi dan kontur kena semua,” katanya kepada wartawan.
Akibatnya, sambung Pepen, sejumlah pemukiman mulai dari Perumahan IKIP, Nasio, hingga Pondok Gede Permai dilanda banjir hingga 2,5 meter.
“Di IKIP saja sampai 2,5 meter, disitu ada tandon yang sudah jadi tapi tetap tidak bisa menampung air. Di Nasio banjir sampai pintu rumah, di Pondok Gede Permai apalagi. Ini luar biasa,” katanya.









