Harian Sederhana, Depok – Pemerintah Kota Depok dan Kota Bekasi mengambil langkah cepat dalam rangka mengantisipasi potensi penyebaran virus corona atau kerap disebut virus Wuhan di wilayahnya.
Seperti diketahui, pada Minggu (26/01) tercatat 56 orang di China meninggal karena virus ini. Dan jumlah kasus yang dikonfirmasi kemarin ada 1.975. Satu hari setelahnya, pada Senin (27/01) pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 80 orang.
Artinya, dalam waktu 24 jam ada 24 kasus kematian baru. Selain itu, jumlah korban yang terinfeksi pun melonjak tajam menjadi 2.744 pasien. Virus corona kali pertama ditemukan di sebuah pasar di kota Wuhan, China. Awalnya, diketahui sebagai wabah misterius, kemudian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasinya sebagai Novel Coronavirus.
Selain itu, dari informasi yang dihimpun Harian Sederhana diketahui ada dua orang pasien diduga terkena virus corona yang telah masuk ruang isolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Menurut keterangan pihak rumah sakit, kedua pasien punya riwayat mengunjungi negara terdeteksi wabah virus corona.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi dan Kota Depok pun bergerak cepat untuk melakukan antisipasi. Dinkes di dua wilayah ini pun langsung telah mengeluarkan surat edaran. Isi dari edaran tersebut yakni pemberitahuan kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan antisipasi penyebaran penyakit pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Bekasi, Dezy Sukrawati menuturkan, sampai saat ini belum ada informasi warga yang terkena penyakit corona. Ia juga membenarkan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran No. 443/349/DINKES.GADALKIT yang ditujukan kepada direktur rumah sakit se-Kota Bekasi dan kepala puskesmas.
“Sampai saat ini belum ada data dan informasi yang masuk ke kami soal warga yang terkena virus corona. Meski begitu, kami tetap lakukan pantauan dan komunikasi dengan layanan kesehatan,” tutur Dezi kepada wartawan, Senin (27/01).
Melalui surat itu, pemerintah daerah meminta seluruh rumah sakit dan puskesmas di Kota Bekasi melakukan deteksi, pencegahan, respons dan antisipasi munculnya kasus dengan gejala Pneumonia berat dengan etiologi tak jelas seperti di Cina.
“Jika ada temuan kasus, agar dilakukan tata laksana, isolasi, dan dilaporkan secara berjenjang,” kata Dezi.
Bila nantinya ditemukan kelompok atau klaster, Pemerintah Kota Bekasi meminta rumah sakit maupun puskemas melakukan investigasi dan penanggulangan sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk mencegah penularan dan penyebaran virus corona agar tidak meluas dan menjadi kejadian luar biasa.
“Agar seluruh jajaran fasilitas layanan kesehatan memantau perkembangan kasus-kasus pneumonia berat melalui media mainstream dan media online untuk dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan,” kata Dezi.
Sama dengan halnya Kota Bekasi, Dinkes Kota Depok pun mengeluarkan surat edaran No. 445/0404/SURVIM tentang Kewaspadaan Terhadap Pneumonia Novel Coronavirus. Yang mana dalam edaran tersebut berisikan pemberitahuan kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan antisipasi penyebaran penyakit ini.
“Edaran ini kita tujukan kepada pimpinan rumah sakit dan kepala puskesmas se-Kota Depok. Salah satu isinya yakni melaporkan kepada kami bilamana ada temuan kasus Pneumonia berat dengan riwayat perjalanan dari negara terjangkit ke Dinkes Kota Depok,” tutur Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita kepada wartawan, Senin (27/01).
Ia menerangkan, Dinkes telah mempersiapkan satu rumah sakit untuk menampung pasien dengan gejala virus corona. “Bila ada pasien yang terdeteksi maka kami akan merujuknya ke RS Sulianti Suroso Jakarta,” kata Novarita.
Sampai saat ini, lanjut Novarita, belum ada laporan yang menyebutkan warga Depok terkena virus corona. Meski begitu, Dinkes Depok akan terus memantau serta mengawasi terkaitnya munculnya virus mematikan ini.
“Sejauh ini sih belum ada, tapi kita sudah instruksikan ke seluruh kepala puskesmas untuk menggalakkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tujuannya agar masyarakat terhindar dari penularan virus mematikan ini,” katanya.
Novarita mengingatkan masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada terhadap virus corona. Warga harus tetap menjaga kesehatan tubuh dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Masyarakat harus tetap waspada dan jangan panik menyikapi wabah virus corona yang berasal dari China tersebut,” ujarnya.
Masyarakat diminta harus terus meningkatkan daya tahan tubuh. Tentunya juga dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Selain itu, sambung Novarita, masyarakat juga diminta untuk tidak mengunjungi kota atau negara yang terdapat wabah tersebut. Mengingat, hingga saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah virus corona.
“Sebaiknya masyarakat tidak bepergian ke lokasi yang terdapat virus corona karena dapat tertular,” tandasnya.
Untuk diketahui, penderita Virus Corona mengalami gejala batuk, demam, dan sesak nafas. Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat diminta untuk mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan secara intensif. (*)









