Harian Sederhana, Depok – Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian terus merancang strategi dalam upaya peningkatan produksi komoditas holtikultura dan ekspor pada tahun 2020.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar Sinkronisasi dan Workshop Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura Tahun 2020. Acara yang diikuti Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Satuan Kerja Kegiatan Hortikultura ini digelar di Hotel Margo, Jalan Raya Margonda, Kota Depok, Selasa-Kamis (28-30/01).
Direktur Jenderal Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengutarakan acara sinkronisasi kegiatan hortikultura ini didesain sedemikian rupa agar benar-benar menghasilkan output yang konkrit dan terukur.
Output yang akan dicapai diantaranya, komitmen tanam bawang merah dan aneka cabai berdasarkan analisa EWS Bawang-Cabai, kesanggupan menyediakan data: (1). CPCL APBN (2). CPCL KUR (3). OFFTAKER KUR, (4). CPCL wajib tanam bawang putih, khusus untuk Kabupaten yang mendapatkan alokasi Bawang Putih, (5). Informasi ketersediaan benih, (6). Informasi harga horti dan (7) Realisasi APBN.
“Dengan demikian kita targetkan serapan anggaran pada triwulan I di seluruh satker hortikultura paling sedikit 40%. Sementara, seluruh kegiatan hortikultura harus selesai dalam satu tahun anggaran,” ungkapnya di sela acara, Selasa (28/1/2020).
Lebih lanjut diutarakannya, Ditjen Hortikultura telah melakukan berbagai upaya tindak lanjut untuk mewujudkan visi pertanian yang maju, mandiri, dan modern, melalui sebuah gerakan yang disebut dengan GEDOR HORTI yaitu Gerakan Dorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura.
GEDOR Horti merupakan gerakan terpadu yang mengkombinasikan berbagai strategi untuk menggolkan target peningkatan produksi komoditas strategis sebesar 7% per tahun, Gerakan 3 kali Ekspor atau Gratieks, Penyerapan KUR Hortikultura Rp6,3 Trilyun, Kawasan Pertanian Utama, Kostratani hingga Agricultural War Room atau AWR. GEDOR Horti tidak hanya menjadi tagline Ditjen Hortikultura, namun juga menjadi gerakan kolektif seluruh pemangku kepentingan hortikultura mulai dari level pusat hingga daerah.
“GEDOR Produksi Hortikultura difokuskan untuk mengamankan ketersediaan dan harga komoditas strategis, yaitu cabai dan bawang merah. Sementara untuk komoditas horti lainnya didorong untuk mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri serta memasok pasar ekspor,” paparnya.









