Harian Sederhana, Jakarta – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) belum bisa memastikan uji coba tahap sistem kanalisasi 2-1 di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor pada 3 November mendatang.
Pasalnya, Bupati Bogor Ade Yasin dan Polres Bogor meminta uji coba kedua sistem kanalisasi 2-1 untuk ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Hal ini lantaran pada waktu tersebut 273 desa menggelar Pilkade Serentak 2019.
Meskipun ada permintaan pengunduran uji coba, BPTJ belum bisa memastikan uji coba kedua sistem tersebut tetap berjalan atau tidak. Namun, BPTJ baru akan memutuskan usai menggelar rapat evaluasi pada Kamis (31/10).
“Nanti kita putuskan bersama (uji coba dilanjut atau tidak). Kita mau rapat evaluasi dulu ya. Nanti hari Rabu (hari ini-red). Nanti diputuskan setelah rapat evaluasi,” tutur Kepala Bagian Humas BPTJ, Budi Rahardjo melalui via telepon, Rabu (30/10).
Budi mengatakan, dari awal uji coba kanalisasi 2-1 dilakukan dalam rangka mengakomodir kepentingan masyarakat terutama di kawasan Puncak. Agar masyarakat dapat menggunakan Jalur Puncak selama 24 jam.
“Memang dari awal sistem ini tidak serta merta kemudian mengurai kemacetan. Sistem 2-1 ini dilakukan untuk mencari alternatif agar aktifitas dua arah yang selama ini terhambat di Puncak dan menghambat aktifitas masyarakat selama ini,” paparnya.
Ia mengatakan, para prinsipnya untuk mengatasi kemacetan harus mengurai volume kendaraan karena kondisi Puncak saat ini sudah tidak mampu menampung volume kendaraan yang melintas di kawasan tersebut. “Dalam mengatasi kemacetan itu ada solusi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang,” katanya.
“Terkait berlangsungnya sistem ini kita akan lihat hasil evaluasinya besok (hari ini-red). Karena kembali sekali lagi saya tegaskan, kanalisasi 2-1 ini dalam rangka mengakomodir kepentingan masyarakat. Karena itu hasil uji coba pertama akan kita evaluasi bersama,” tandasnya.
Seperti diketahui, penerapan sistem uji coba kanalisasi 2-1 pada Minggu (27/10) ternyata masih belum dapat menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan di Jalur Puncak. Pasalnya, kemacetan justru semakin parah dan waktu tempuh bisa dua kali lipat dari saat diterapkannya sistem satu arah atau one way di kawasan tersebut.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengaku kalau prediksinya terkait penerapan sistem itu meleset. Dirinya tidak memprediksi kalau yang turun dari Puncak Pass-Simpang Gadog ternyata lebih besar. Hal tersebut diungkapkannya selepas Sertijab Kalapas Kelas IIA Cibinong di Lapas Kelas IIA Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (29/10).
“Kita juga tidak memprediksi kalau yang turun lebih besar. Ya mungkin agak meleset ya tapi bukan kurang prediksi, tapi meleset,” tutur Ade Yasin.
Meskipun ada permasalahan saat uji coba, Ade Yasin mengaku telah menyiapkan sistem 2-1 supaya berjalan lancar. Ade menyebut kegagalan kanalisasi 2-1 lantaran kurangnya kedisiplinan masyarakat. “Mungkin kurang sosialisasi ya, belum menyeluruh. Dan kedisiplinan yang ingin buru-buru, semua ingin buru-buru,” kata Bupati.
Orang nomor satu di Kabupaten Bogor ini menyebut kurangnya kesadaran kedisiplinan para pengendara dapat terlihat dengan banyaknya traffic cone yang jatuh. Jatuhnya traffic cone ini disebabkan padatnya arus lalu lintas.
“Jadi ada yang berdesakan, traffic cone ditabrak, terus juga petugas kesulitan ketika kondisi padat, traffic cone tidak bisa dipindah sehingga stuck,” imbuh Bupati.
Bupati menerangkan berbagai permasalahan yang ditemukan saat uji coba pertama menurutnya harus dikaji lebih mendalam. Segala persiapan pun harus dilakukan secara matang.
Karena itu, Bupati meminta kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) serta Kementerian Perhubungan untuk mengundurkan uji coba yang rencananya akan dilakukan pada Minggu, 3 November 2019. Hal ini agar permasalahan yang terjadi pada uji coba pertama tidak kembali terjadi.
“Saya minta kepada BPTJ dan Kementerian Perhubungan untuk mengundurkan (uji coba kanalisasi 2-1-red), sekalian persiapan lebih matang,” kata Ade.
Bupati mengatakan, pelebaran Jalan Raya Puncak sampai saat ini belum kelar. Ditambah lagi ada penyempitan beberapa ruas jalan dan solusinya belum ditemukan. Untuk itu, ia tidak ingin uji coba sistem kanalisasi 2-1 menjadi tidak maksimal saat diterapkan kembali pada Minggu, 3 November 2019.
Bukan itu saja pada waktu bersamaan rencana uji coba kanalisasi 2-1 tersebut Kabupaten Bogor akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa (Pikades) serentak di 273 desa.
“Ada pilkades di 273 desa. Sehingga saya dan Pak Kapolres kemungkinan akan memantau situasi di wilayah sehingga tidak bisa turun ke sana (uji coba kanalisasi 2-1 di Jalan Raya Puncak-red),” imbuhnya.
Meskipun meminta pengunduran uji coba sistem itu, Bupati belum bisa memastikan kapan waktu untuk diberlakukannya kembali uji coba kanalisasi 2-1 di Jalan Raya Puncak. Ade hanya menjawab permintaan untuk mengundurkan jadwal uji coba kedua akan dirapatkan.
“Belum tahu karena nanti dirapatkan dengan pihak BPTJ dan Kementerian Perhubungan,” katanya.
Politisi senior PPP ini menegaskan kalau uji coba kanalisasi 2-1 di Jalan Raya Puncak adalah untuk kepentingan masyarakat dan tidak dipaksakan. “Uji coba (di Jalan Raya Puncak-red) itu tidak dipaksakan, sistem 2-1 ini manajemen pengaturan lalu lintas yang dibuat untuk kepentingan masyarakat,” tandasnya. (*)









