Harian Sederhana, Karawang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menambah kuota penerima insentif guru ngaji dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Total penerima insentif guru ngaji mencapai 10.000 orang dari sebelumnya hanya 5.504 orang.
“Pemkab Karawang pada tahun 2020 ini memang sengaja menganggarkan penambahan kuota penerima insentif untuk guru ngaji hampir dua kali lipat dari jumlah sebelumnya,” kata Kepala Bagian Kesra, Setda Karawang, Matin Abdul Rojak, Minggu (09/02).
Selain guru ngaji, insentif juga diberikan kepada guru DTA, MTS, MI dan amil dan marbot. Secara keseluruhan anggaran yang disiapkan mencapai Rp30 miliar.
Menurut Matin, dengan penambahan ini, total penerima insentif guru ngaji mencapai 10.000 orang. Insentif diberikan kepada guru ngaji setelah melalui proses seleksi guru ngaji yang ada di Karawang.
Ada persyaratan khusus penerima insentif guru ngaji antara lain, yaitu terdaftar di Simkesra oleh desa setempat, memiliki KTP Karawang, bukan ASN, TNI, Polri. “Juga tidak boleh menerima bantuan ganda program sebelumnya seperti dapat dari Amil, TPA dan lain-lain,” ucapnya.
Matin mengatakan, guru ngaji yang menerima insentif dari pemerintah minimal memiliki murid mengaji sebanyak 15 orang dan usia minimal 18 tahun. “Semua persyaratan itu wajib dimiliki oleh guru ngaji penerima insentif,” katanya.
Menurut Matin, bantuan insentif juga diberikan kepada 1.500 guru DTA, 750 guru MI, 400 guru MTS, 350 guru RA, 1.500 guru TPQ, 1.200 amil, 2.500 marbot. “Rata-rata mendapat Rp1.200.000, kecuali marbot sebesar Rp750.000. Kalau ditotal semuanya sekitar Rp 30 miliar,” katanya.
Seperti diketahui, Pemkab Karawang berencana meningkatkan kesejahteraan para pengabdi di bidang keagamaan yakni, guru ngaji serta amil atau orang pengurus zakat. Tidak tanggung-tanggung, Pemkab Karawang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 12,5 miliar.
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menuturkan, untuk tahun ini anggaran tersebut rencananya akan disalurkan untuk 12 ribu guru ngaji di Karawang. Tujuannya agar para guru ngaji lebih semangat dalam mengajarkan para generasi muda supaya lebih rajin mengaji.
“Supaya generasi penerus Karawang lebih rajin mengaji. Apalagi ada program satu desa satu hafiz Alquran dari Gubernur Jabar. Saya harap, Karawang banyak melahirkan penghafal Alquran tahun ini,” tuturnya selepas pelantikan pengurus cabang Dewan Masjid Indonesia Karawang di Masjid Agung Karawang, Rabu (15/01).
Ia mengatakan, 12 ribu guru ngaji yang menerima bantuan ini tersebar di 1.640 masjid dan 500 pesantren. Cellica menerangkan, keberadaan tempat-tempat itu memiliki peran penting. Bukan hanya syiar dan perkembangan umat tapi juga mitra pemerintah.
“Tapi juga jadi mitra pemerintah mendukung program kerja baik gubernur maupun Pemkab Karawang,” harap Cellica.
Tahun 2020 ini, Pemkab Karawang juga menganggarkan Rp 10 miliar untuk bantuan infrastruktur kepada seluruh masjid. Namun, lanjut dia, bantuan tersebut bukan berupa uang. Melainkan bahan bangunan atau kegiatan.
“Masjid bisa langsung berhubungan dengan Pemda. Sebab mekanisme bantuan ini tidak diberikan melalui perantara siapapun itu,” tegas Celica.
Tujuannya, kata Cellica untuk menghindari penyelewengan dan salah sasaran. Cellica juga telah menginstruksikan pihak terkait menyalurkan bantuan secara teliti.
“Kita inventarisir betul-betul supaya bantuan ini adil dan merata,” tutur Cellica.
Tahun lalu, Pemkab Karawang mengalokasikan anggaran Rp 32 miliar untuk kegiatan keagamaan. Bantuan juga diberikan pada penganut agama lain seperti Kristen, Nasrani, Hindu dan Budha.
Di tahun ini, Cellica berupaya, Pemkab bisa mengalokasikan anggaran lebih besar untuk kegiatan keagamaan. “Apalagi kalau PAD kita meningkat. Tentunya anggaran untuk keagamaan akan ditingkatkan juga,” tutur bupati perempuan pertama di Karawang ini. (*)









