Harian Sederhana, Bogor – Aktivitas tambang di daerah Parung Panjang, Kabupaten Bogor ternyata sangat diresahkan dan dinilai merugikan masyarakat. Pasalnya, banyak warga yang menjadi korban kecelakaan karena jalan umum yang rusak akibat menjadi perlintasan truk angkutan bermuatan hasil tambang.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Imam Budi Hartono angkat bicara. Ia menilai apabila tambang itu membawa dampak buruk kepada masyarakat maka sebaiknya tambang tersebut ditutup.
“Kita sih inginnya tutup saja biar tidak rusak alamnya, biar tiada lagi kecelakaan disana (di jalan perlintasan truk-red). Terus kalau jalannya rusak, kita perbaiki, kan sayang kalau rusak lagi gara-gara itu (truk pengangkut hasil tambang-red),” tuturnya kepada Harian Sederhana, Rabu (13/11).
“Saya sih cenderungnya ditutup saja. Saya belum tahu juga ini agak kompleks masalahnya, izin, amdal, kalau ditutup selesai persoalan itu,” tambah pria yang akrab disapa IBH ini.
Bila usulan itu dinilai ekstrem, maka IBH memberikan saran agar para pengusaha tambang membuat jalur khusus agar aktivitas tambang ini tidak mengganggu fasilitas umum. IBH pun meminta kepada para pemilik tambang agar ikut serta dalam membiayai jalur khusus angkut tambang.
“Mereka harus ikut serta dong menangani permasalahan ini. Bisa buat jalan alternatif, misalnya. Jangan jadi tanggung jawab pemerintah saja dong, pengusaha harusnya ikut andil membebaskan jalan, bangun tol berbayar,” kata IBH.
IBH menerangkan, pada Oktober 2018, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mengusulkan agar ada jalur khusus angkutan tambang. Bahkan pria yang akrab disapa RK ini pernah mengumumkan para pengusaha tambang untuk mendukung rencana itu. Namun, hingga kini rencana itu urung terealisasi.
Hingga saat ini, IBH mengaku belum menerima laporan soal perkembangan rencana itu, tapi beberapa tahun lalu dirinya pernah melakukan peninjauan kerusakan Jalan Parung Panjang. IBH menilai penyebab dari kerusakan jalan tersebut adalah tonase angkutan tambang yang tak sesuai dengan beban jalan.
“Memang dulu kami pernah ke situ untuk melihat masalah jalan yang sebagian sudah diperbaiki. Di situ kami pertimbangkan adalah terkait pemakaian tonase dari truk di sana. Seringkali jalan yang dibuat rusak karena tonase tak sebanding dengan kekuatan jalan,” beber IBH.
IBH menegaskan, polemik jalur tambang Parung Panjang tidak bisa hanya menjadi bebab pemerintah. Alasannya, perlu keterlibat semua pihak agar ini tidak mengorbankan masyarakat.
“Kalau saya lihat bukan tanggung jawab provinsi dan kabupaten saja. Ini tanggung jawab bersama penambang dan pengguna jalan. Harusnya kita enggak sediakan jalan untuk pengusaha yang merusak lingkungan, harusnya ada kerja sama dan jaminan dari pengusaha, potensi alam rusak, jalan juga rusak,” kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono angkat bicara soal isu jalan tambang Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Ia mengatakan, kegiatan pertambangan di wilayah Bogor tepatnya di Cigudeng dan Rumpin sudah berlangsung sejak tahun 1970-an, dan telah memberikan kontribusi terhadap kebutuhan pasokan material konstruksi di wilayah Jawa bagian barat.
“Saat ini di wilayah Cigudeng-Rumpin terdapat 42 IUP OP aktif yang berproduksi dengan jumlah produksi mencapai 27 juta ton material setiap tahunnya. Kebutuhan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap material konstruksi di wilayah Jabodetabek,” tuturnya kepada Harian Sederhana.
Bambang menuturkan, seiring dengan perkembangan wilayah (termasuk penyebaran penduduk dan perumahan) berimplikasi terhadap konflik lahan, jalan, lingkungan dengan kegiatan usaha pertambangan.
“Hingga kini salah satu persoalan utama adalah jalan angkutan material tambang ke pasar di wilayah Jakarta yang harus melewati jalan di wilayah Banten yang oleh peraturan bupati dibatasi jam tayang angkutannya untuk melewati jalur Parung Panjang dan juga masalah jalan di Rumpin dengan masyarakat, menyebabkan isu ini terus berkembang,” paparnya.
Karena itu, sambung Bambang, pihaknya kini sedang mencarikan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Seperti pembuatan desain jalan tambang khusus yang dikerjakan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat dan pengembangan kerjasama badan usaha untuk pembangunan dan pengoperasian jalan tambangnya.
“Kita juga akan melakukan perhitungan neraca tambang untuk melihat implikasi secara komprehensif kegiatan tambang terhadap hal lainnya. Dinas ESDM juga sedang melakukan pengkajian kebijakan untuk menyelaraskan kegiatan pertambangan kebutuhan material, infrastruktur dan lingkungan,” imbuh Bambang.
Bambang mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai pertemuan untuk membahas dan menangani jalan tambang Parung Panjang ini. Proses penanganan yang telah dijabarkannya pung tengah dijalankan. “Yang tadi saya jabarkan sudah kami jalankan. Mudah-mudahan masalah ini segera teratasi,” tandas Bambang.
Dari informasi yang dihimpun Harian Sederhana, sudah banyak korban yang telah menjadi korban kecelakaan di Jalan Parung Panjang. Salah satu penyebabnya adalah kerusakan jalan.
Kasus terbaru, ada dua siswa yakni Luthfi Nurhalipah dan Bahtiar mengalami kecelakaan saat hendak pulang sekolah. Keduanya adalah siswa SMAN 1 Parungpanjang.
Namun, berbeda nasib, Luthfi harus menelan pil pahit karena mengalami luka yang cukup parah di bagian pergelangan kaki sebelah kanan. Kaki kanan Luthfi terpaksa diamputasi usai sepeda motor yang dikendarainya jatuh kemudian terlindas truk tronton.
Seperti dikutip dari Poskota, ratusan pelajar dari sekolah tersebut pun menggelar unjuk rasa. Para pelajar ini pun bersama dewan guru demo di Lapangan Sepakbola Jalan Raya Mohammad Toha, Desa Parung Panjang, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Wakil Kepala SMAN 1 Parung Panjang, Abdul Salim mengatakan, aksi yang dilakukan siswa dan guru tersebut merupakan bentuk solidaritas sekaligus ungkapan rasa resah, setelah LN, siswa kelas 12 IPA 1, SMA Negeri 1 Parung Panjang, mengalami luka parah dibagian pergelangan kaki sebelah kanan.
Saat itu, korban yang mengendarai motor terjatuh. Korban lalu terlindas truk tronton pengangkut tambang yang setiap hari, hilir mudik didekat sekolah.
“Selama ini para pelajar merasa tidak nyaman dan tidak aman dengan melintasnya armada tronton yang tanpa aturan,” Abdul Salim kepada wartawan.
Masuk keluarnya kendaraan besar tanpa henti ini, bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Keselamatan siswa sangat terancam dengan hilir mudiknya truk angkutan.
Menurut Abdul Halim, akibat kejadian ini, kaki kiri korban harus di amputasi.
“Selama ini, anak-anak mengaku khawatir dengan keselamatan mereka. Kami selaku guru juga merasakan hal yang sama. Jadi kami mohon, agar seluruh pihak yang terkait, memikirkan hal ini,” ujarnya.
Ia berharap, aksi dan suara yang disampaikan dalam demo ini, bisa menggugah hati anggota DPRD Kabupaten Bogor, untuk memperhatikan aspirasi mereka dan melakukan langkah lanjutan
pengawasan dan penertiban secara ketat terhadap lalu lalang kendaraan truk tambang dan usaha pertambangan kepada Pemkab Bogor.
“Kami ingin para pelajar bisa berangkat sekolah dengan rasa aman, sehingga kegiatan belajar mereka tidak terganggu,” paparnya.
Ketua PGRI Kecamatan Parung Panjang, Edi Mulyadi mengatakan, kecelakaan bisa saja terjadi akibat tidak dijalankan dan dipatuhinya kebijakan yang sudah disepakati bersama.
“Truk tambang ini melanggar kesepakatan bersama. Jam operasi seharusnya dibatasi. Tapi karena melanggar perjanjian, maka sekarang timbul korban,” katanya.
Selain bahaya kecelakaan, wilayah ini juga setiap hari diliputi debu pekat, kemacetan dan kebisingan dari lalu lalang truk tambang.
“Kondisi ini jangan terus dibiarkan agar tidak terus menerus menambah korban. Jika tuntutan para pelajar dan guru tersebut diabaikan, maka dipastikan semua dewan guru dari jenjang SD, SLTP dan SMA se Kecamatan Parung Panjang, akan turun kembali melakukan aksi protes. Bupati Bogor harus menjamin keamanan dan keselamatan para pelajar serta semua masyarakat di Kecamatan Parung Panjang,” paparnya. (*)
Data Beberapa Kecelakaan di Parung Panjang :
- 15 September 2017 – Pesepeda motor terlindas truk pasir, 1 orang tewas.
- 17 Oktober 2018 – Pesepeda motor terlindas truk, 1 orang tewas.
- 21 Oktober 2018 – Penyeberang jalan terlindas truk, 1 orang tewas.
- 14 Juli 2019 – Truk tambang yang remnya blong mengakibatkan kecelakaan beruntun, tak ada korban tewas.
- 15 Juli 2019 – Truk pasir remnya blong mengakibatkan kecelakaan beruntun.
- 21 September 2019 – Pengendara motor terlindas truk, 1 orang tewas
- 1 Oktober 2019 – LF, Siswa SMA N 1 Parungpanjang, terlindas truk. Kaki korban diamputasi.









