Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Karawang menyebutkan hingga kini masih banyak masyarakat yang cuek atas ancaman virus corona. Padahal sudah jelas kasus COVID-19 di Karawang cukup tinggi.
Saat beraktivitas di luar rumah, masih banyak masyarakat yang enggan menggunakan masker. Tak sedikit warga Karawang yang masih berkumpul, nongkrong di sejumlah titik wilayah Karawang.
Imbauan pemerintah untuk menjaga jarak nampaknya masih tidak diperhatikan. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Karawang terus bekerja keras untuk menekan angka penambahan kasus COVID-19.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Karawang menyampaikan ada satu orang terkonfirmasi positif meninggal dunia pada Senin (20/4).
Orang ini bisa dikatagorikan kalangan millenial, karena masih berusia 23 tahun. Sebelumnya orang ini masuk status PDP. Kemudian dilakukan rapid test hasilnya positif.
“Secara usia memang masih muda. Tapi dia punya penyakit pemberat, sehingga meninggal dunia,” kata Fitra Hergyana, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Karawang.
Atas hal itu, ia mengingatkan kepada kalangan millenial yang sampai saat ini masih nongkrong atau berkumpul dengan teman-temannya, harus hati-hati. Karena corona bisa mengenai segala umur.
Karawang menjadi daerah transit, berbatasan dengan Bekasi dan Jakarta. Dua daerah tersebut merupakan zona merah yang kini sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Hal itu berpotensi mempercepat penyebaran virus corona di wilayah Karawang.
Demikian disampaikan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dalam sebuah kesempatan video conference dengan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Karawang.
Bupati kini masih dalam isolasi mandiri setelah dinyatakan sembuh dari COVIS-19. Meski begitu, diakui kalau dirinya menyaksikan peningkatan penyebaran virus corona yang begitu signifikan di Karawang, dari hari per hari. (*)









