Harian Sederhana, Depok – Suasana politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok 2020 kembali menghangat. Kini sejumlah petinggi partai politik (parpol) yang berada di dalam Koalisi Depok Bangkit (KDB) memilih untuk mendukung Pradi Supriatna sebagai Calon Wali Kota Depok.
Pilihan tersebut selepas sejumlah petinggi parpol seperti Ketua Dewan Pembina DPC Gerindra Kota Depok Nuroji, Sekjen DPC Partai Gerindra Kota Depok Hamzah, beserta Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok Hendrik Tangke Allo, Bendahara DPD II Partai Golkar Kota Depok Tajudin Tabri, dan sejumlah elit parpol lainnya, Kamis (05/12).
“Ini pertemuan yang kami tunggu-tunggu sebenarnya. Karena, kita ingin mendengar pernyataan dari Bang Pradi Supriatna yang diusung teman-teman dari KDB sebagai Calon Walikota Depok,” kata Tajudin Tabri selepas pertemuan itu.
Perihal siapa yang akan mendampingi Pradi Supriatna, Tajudin telah mengajukan nama Farabi sekali Ketua Golkar Kota Depok berdasarkan hasil Musyawarah Daerah (Musda).
“Itu sudah kami bicarakan dengan Bang Pradi, ada beberapa calon wakil, seperti Qonita, HTA dan Farabi,” kata Tajuin.
Tajudin menerangkan, hasil siapa yang akan mendampingi Pradi sebagai wakilnya dalam Pilkada Depok 2020, diputuskan dipilih berdasarkan hasil survei. Tajudin menyebut KDB sendiri sangat solid dan hal tersebut terbukti di pembentukan alat kelengkapan dewan.
“Kedepannya setelah hasil ini akan ada deklarasi, ini segera dilakukan. Kalau Golkar sendiri, segera mengeluarkan rekomendasi pasca Munas, Januari akan keluar rekomnya dan sudah pasti ke Pak Farabi,” ucapnya.
Sementara itu Ketua DPC PDI-P Kota Depok, Hendrik Tangke Allo mengatakan, agenda ini menjadi ajang silaturahmi petinggi-petinggi partai di Kota Depok, dimana intinya berbicara kemajuan Kota Depok kedepan. Sebab, konteks pemahaman mereka Depok harus lebih baik lagi.
“Siapapun yang menjadi pemimpin, maka Depok harus lebih baik lagi. Maka, kami tadi menyatukan persepsi, hati dan pikiran bahwa harus ada perubahan di Kota Depok,” kata pria yang akrab disapa HTA ini.
Perubahan ini, pria yang akrab disapa HTA ini melanjutkan, akan semakin terasa jika memiliki pandangan yang sama. Selama 15 tahun, tentu Depok ada perubahan, tetapi menurut yang tadi hadir, tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, baik dari sumber daya manusian (SDM) dan APBD Kota Depok.
“Harusnya bisa lebih maksimal lagi. Maka, kedepan kita perlu lompatan besar, berupa percepatan pembangunan, sehingga hasilnya bisa benar-benar dirasakan warga Depok,” ucap HTA.
Dari yang belum hadir, seperti PKB, Partai Demokrat dan partai non parlemen, HTA yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Depok ini menegaskan, akan dirangkul untuk membangun koalisi besar demi kemajuan Kota Depok.
“Tadi Demokrat dan PKB berhalangan hadir, tapi sudah konfirmasi. Mohon doa agar KDB ini makin kuat dan solid kedepannya,” pungkas HTA.
Sementara, Nuroji mengatakan, setelah kesepakatan ini segera dilakukan deklarasi pada pertengahan Desember dan hasil pertemuan tadi pun akan dibawa ke masing-masing DPP. Menurutnya, Gerindra yang diusung sebagai pengantin tentu memiliki tugas, terutama dirinya untuk menyatukan di internal Gerindra.
“Dari partai lain sudah deal. Makanya, kami membuat video untuk mengajak kader supaya mendukung Pradi. Mungkin ada elemen-elemen lain yang belum bersatu, ini harus kita rangkul. Pihak lain sudah mendukung pengantin dari kita, kenapa Gerindranya masih belum padu, itu kan lucu. Ini yang akan saya ajak, khususnya kader Gerindra agar solid,” kata Nuroji.
Agenda tadi, sambung Anggota DPR RI ini, menunjukan ke DPP bahwa ini lah yang terjadi di Depok, karena sudah kompak, kuat dan didukung partai lain.
“Mau dirombak bagaimana dan mendukung siapa lagi yang lebih kuat dari ini. Itu yang akan perjuangkan. Kita tidak bicara di sana sini ada yang mau (Maju Pilkada), tapi yang memiliki dukungan terkuat dan potensi menang besar,” tegas Nuroji.
Sebab, kata Nuroji, masih ada riak-riak yang ingin maju Pilkada. Namun, kembali lagi hal ini merupakan demokrasi dan ia tidak pernah melarang siapapun.
“Tapi, hari ini saya pikir, teman-teman partai lain sudah sepakat, kenapa di Gerindra tidak bisa sepakat satu,” ujarnya. (*)









