Harian Sederhana, Bogor – Tawuran antar pelajar di Kota Bogor yang kembali marak belakangan ini menjadi keresahan dimasyarakat, terlebih aksi tersebut memakan satu korban jiwa karena sabetan senjata tajam dan seorang siswa lengannya putus.
Hal itu pun lantas menjadi perhatian khusus kalangan wakil rakyat. Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, Atty Somaddikarya mengatakan bahwa tawuran pelajar menjadi catatan hitam di awal tahun 2020 ini. Apalagi kata dia, Kota Bogor yang disebut kota ramah anak, telah dua kali dicoreng atas aksi tawuran.
“Permasalahan ini menjadi tanggung jawab kita semua,” kata Atty, Minggu (26/01).
Menurut dia, untuk menyelesaikan persoalan tersebut harus dilakukan duduk bersama dengan dinas-dinas terkait, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan tentunya legislatif juga harus dilibatkan.
“Di situ harus ada pembinaan dan sanksi tegas bagi pelajar yang tawuran. Sanksi tegas juga harus berlaku bagi sekolah-sekolah jika siswanya terlibat tawuran,” ujarnya.
Masih kata Sekretaris DPC PDI-P itu, pemerintah dan aparat keamanan harus bersikap tegas menghadapi permasalahan ini. Jangan sampai Kota Bogor menjadi tempat adu otot.
“Belum lama ini terjadi tawuran antar ormas. Sekarang ada korban jiwa antar pelajar. Kalau terus begini, kami khawatir akan menjadi budaya. Aparat harus dapat mengusut sampai tuntas provokatornya,” jelasnya.
Atty juga menambahkan, aksi tawuran hanya membuat resah juga mengganggu ketertiban umum. “Selesaikan secara hukum supaya menjadi efek jera bagi semua pihak ketika berlaku tindakan yang melawan hukum,” tambahnya.
Sementara itu Wali Kota Bogor, Bima Arya mengaku geram dengan maraknya aksi tawuran di Kota Hujan. Ia pun berencana memanggil seluruh kepala sekolah terkait para pelajar yang melakukan tindak kriminal tersebut.
“Saya akan undang semua kepala sekolah SMA segera. Karena kembali jatuh korban jiwa. Harus kita evaluasi lagi kordinasi dan pencegahannya,” kata Bima.
Bima juga menegaskan bahwa pemerintah akan mengintensifkan patroli kota untuk mencegah adanya tawuran susulan. “Saya juga meminta para pelajar tidak keluar malam dan bergerombol,” tegasnya.
Seperti diketahui, dalam sepekan terdapat satu korban tewas dan lima orang luka-luka. Aksi kekerasan pertama terjadi di Cimahpar tepatnya di depan Cico Resort, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa (21/01).
Peristiwa itu menyebabkan tiga korban luka bacok, satu di antaranya harus kehilangan pergelangan tangan kanan. Kejadian kedua terjadi di Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara sekitar pukul 22.30 WIB Jumat (24/01), yang menyebabkan seorang mengalami luka bacok.
Kemudian, tawuran pelajar kembali pecah di Jalan RE Martadinata, Kecamatan Bogor Tengah sekitar pukul 01.00 WIB Sabtu (25/01), yang menyebabkan dua korban luka akibat bacokan. Bahkan, satu pelajar SMK swasta bernisial DA (17) meninggal dunia.
Terpisah, Paur Humas Polresta Bogor Kota, Ipda Desty Irianti menegaskan bahwa polisi masih melakukan perburuan terhadap pelaku pembacokan yang menyebabkan satu korban tewas. “Pelaku masih diburu. Beberapa saksi sudah diperiksa,” ucapnya.
Kata Desty, korban meninggal dunia akibat tawuran adalah satu orang di Jalan RE Marthadinata. “Korban meninggal hanya yang di Jalan RE Martadinata, Bogor Tengah. Kalau yang di Tanah Baru, Bogor Utara korbannya masih hidup, cuma memang kena luka bacok di punggung dan pinggul,” kata dia. (*)









