Dari jumlah itu, terdapat 2.139 unit rumah rusak berat, 81 unit rumat rusak sedang dan 2.140 rumah rusak ringan. Sementara infrastruktur lainnya, terdapat 11 unit jembatan rusak berat dan 55 titik jalan terputus.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Bogor akan merelokasi warga terdampak bencana. Besar kemungkinan warga di Sukajaya, Cigudeg dan Nanggung harus meninggalkan tempat asalnya.
Namun, Bupati Bogor, Ade Yasin belum bisa memastikan kemana ribuan warga akan direlokasi. Pihaknya masih menunggu hasil pemantauan di lokasi yang belum lama ini mengalami longsor.
“Saat ini kita fokus dulu untuk membuka akses yang terputus akibat tertutup longsor. Karena itu kepentingan untuk memudahkan pasokan logistik. Setelah itu, baru kemudian kita bahas untuk relokasi warga,” kata Ade Yasin.
Pihaknya masih menunggu hasil pemetaan dari Badan Geologi serta Badan Informasi Geospasial (BIG), kemudian merekomendasi lokasi yang aman untuk dihuni masyarakat.
“Kita lihat dulu, kalau hasil pemetaan merekomendasikan untuk relokasi ya kita akan relokasi. Walapun itu keluar dari wilayah tempat tinggal warga sebelumnya. Bisa ke lahan milik Perhutani yang tidak berbahaya dan tidak membahayakan masyarakat,” kata dia.
Ade juga mengakui bahwa hampir di seluruh penjuru Sukajaya, merupakan lokasi rawan longsor. Menurutnya, lokasi-lokasi longsor saat ini akan dilakukan penghijauan dan warga akan dipindah.
“Kalau rumah sudah terkubur kan tidak bisa balik lagi. Itu akan kita tanami, kita lakukan penghijauan. Nanti dicari lokasi yang aman untuk relokasinya,” kata dia.
Sementara itu, Kasubid Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, Sumaryono menjelaskan mencari tempat relokasi yang aman, terutama di Sukajaya tidak mudah.
“Kendalanya, tidak semua tempat aman untuk relokasi. Karena Sukajaya memang rawan longsor dan agak sulit untuk mencari tempat yang ideal,” paparnya.
Kata Sumaryono, salah satu penyebab banyaknya bencana pada Rabu (1/1) itu karena tingginya curah hujan yang berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu siang sangat ekstrem.
“Lokasinya memang rawan longsor, ditambah hujan ekstrem dengan kerapatan 301,6 milimeter. Itu menurut BMKG adalah curah hujan sebulan yang turun dalam sehari. Jadi yang hutan longsor dan bukan hutan juga longsor. Ini kejadian terbesar di Kabupaten Bogor,” ujar dia.
Untuk melakukan pemetaan, pihaknya juga menunggu waktu untuk bisa menerbangkan pesawat tanpa awak (drone) di langit Sukajaya. Saat ini belum bisa dilakukan karena helikopter terus lalu lalang untuk mendistribusikan logistik.
“Kalau sudah aman, baru kita lakukan pemetaan. Sekarang kan sedang mendorong logistik dulu. Dan berbahaya kita pakai drone sementara helikopter masih terus lewat,” tandas Sumaryono. (*)









