Harian Sederhana, Depok – Sekian kali diduga teroris diamankan di wilayahnya, Wali Kota Depok, Mohammad Idris akan memperketat keamanan khususnya dalam pendataan penduduk.
“Karena Depok bisa dibilang bisa dimanfaatkan untuk transit orang-orang yang melakukan kejahatan,” tutur Wali Kota Depok seusai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu (13/11).
Untuk mendata dan mengawasi warga baru, Idris memaparkan pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan Imigrasi. Diperketatnya pengamanan ini, kata Idris, bukan hanya karena adanya kejadian bom bunuh diri di Polrestabes Medan.
“Kita punya kerja sama koordinatif yang bagus, tiap bulan ada rapatnya dan kerja-kerja dilapangan termasuk pengawasan terhadap rumah-rumah kontrakan,” pungkas Idris.
Seperti diketahui, Tim Densus 88 beberapa kali berhasil mengamankan terduga teroris di Kota Depok. Saat itu Densus 88 mengamankan dua terduga teroris di Kota Depok pada Sabtu, 26 Oktober 2019. Dan kemarin, polisi kembali mengamankan satu terduga teroris di depan SDIT Izzati.
Buntut Bom Bunuh Diri Medan, Polresta Depok Memperketat Penjagaan
Selepas insiden bom bunuh diri di Mapolresta Medan, pengamanan di seluruh markas kepolisian di wilayah Indonesia mulai di perketat. Terutama di wilayah tiang penyangga Ibu Kota DKI Jakarta, salah satunya Depok Jawa Barat.
Kapolres Metro Depok, AKBP Azis Andriansyah mengatakan telah menginstruksikan kepada seluruh personel di wilayah hukum Polres Metro Depok meningkatkan kewaspadaan. “Penjagaan diperketat, laksanakan tugas dengan penuh kewaspadaan,” tutur Aziz kepada wartawan, Rabu (13/11).
Sarana prasarana pendukung pengamanan juga disiapkan terutama untuk melindungi petugas selama melakukan penjagaan di dalam Markas Polres. “Periksa kendaraan yang keluar, maupun masuk. Termasuk orang (masyarakat) yang memasuki Mako Polres Metro Depok,” katanya.
Selain itu, pemeriksaan setiap tamu yang datang dilakukan sesuai dengan prosedur ketetapan perlindungan pengamanan. Yaitu penggeledahan dengan jaga jarak dan mempersilahkan tamu membuka jaket atau tas yang dibawanya. “Tingkatkan deteksi dini,” tandasnya.
Sementara itu, saat ditanya mengenai penambahan kelengkapan senjata kepada personel, Azis menegaskan mereka selaku dibekali senjata terutama ketika bertugas melakukan penjagaan baik siang maupun malam hari.
“Perlengkapan senjata selalu ada, hanya kewaspadaannya yang ditambah dan ditingkatkan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, ledakan terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11). Insiden tersebut diduga berasal dari bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pria berinisial RMN.
Pelaku memasuki halaman Mako Polrestabes Medan dengan menggunakan atribut ojek online sekitar pukul 08.45 WIB kemudian meledakkan diri tepat di halaman depan markas polisi tersebut. RMN meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan. (*)









