Harian Sederhana, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah di Indonesia akan menghadapi cuaca ekstrem dan hujan lebat disertai dengan petir dan angin kencang selama sepekan kedepan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, R Mulyono Rahadi Prabowo menuturkan, pada periode 1 sampai 4 Januari 2020 ada 17 wilayah yang akan menghadapinya hal tersebut. Kemudian, pada periode 5 sampai 7 Januari 2020 ada 12 daerah yang akan mengalami hal serupa.
“Cuaca ekstrem dan hujan lebat selama 1 sampai 4 Januari 2020 berpotensi turun di Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutur Mulyono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (01/01).
Selama periode itu, cuaca ekstrem dan hujan lebat juga berpeluang meliputi wilayah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara Maluku dan Papua.
Selanjutnya, dari 5 sampai 7 Januari 2020, cuaca ekstrem dan hujan lebat diperkirakan meliputi wilayah Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Mulyono mengatakan kondisi itu dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal, termasuk aktifnya Monsun Asia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah.
Kemudian suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan dan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) signifikan di sekitar wilayah Indonesia memperkuat kondisi tersebut.
Perihal banjir yang terjadi, BMKG mengungkapkan adanya curah hujan ekstrem yang menyebabkan terjadinya banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (01/01).
Berdasarkan pengukuran curah hujan yang dilakukan oleh BMKG di tiga titik, curah hujan di Jakarta pada pergantian tahun 2020 tercatat tinggi. Dari keterangan tertulis BMKG, hasil pemantauan itu yakni di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur), curah hujan mencapai 377 milimeter (mm).
Kemudian, dari hasil pengukuran di Taman Mini (Jakarta Pusat), curah hujan tercatat sebesar 335 mm. Terakhir, hasil pemantauan di Jatiasih, Bekasi, curah hujan tercatat sebesar 259 mm. Kemudian, BMKG juga mencatat curah hujan tinggi sebelum 2020.
Berdasarkan catatan itu, intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkwn banjir besar pada tahun yang sama. Pada 1996, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 216 mm/hari. Kemudian, pada 2002 BMKG mencatat curah hujan Jakarta sebesar 168 mm/hari.
Lalu, pada 2007 BMKG mencatat curah hujan di Jakarta mencapai 340 mm/hari. Pada 2008, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 250 mm/hari. Pada 2013, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta sebesar 100 mm/hari. Kemudian, pada 2015, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta, mencapai 277 mm/hari.
Kemudian, pada 2016, BMKG mencatat curah hujan di Jakarta berkisar antara 100-150 mm/hari. Merujuk kepada data di atas, BMKG menyebut kondisi curah hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara.
Sehingga, hal ini menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. BMKG memprediksi masih terjadi hujan pada hari ini sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi. (*)









