Harian Sederhana, Cibinong – Masih seputar corona di Kabupaten Bogor, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku masih kesulitas mendeteksi keberadaan panitia seminar di salah satu hotel yang disebut-sebut menjadi biang kerok penularan virus corona.
Seperti diketahui, sejumlah orang dinyatakan positif corona usai hadiri sebuah seminar di Babakanmadang, Kabupaten Bogor. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengaku kesulitan mendata siapa saja peserta seminar tersebut karena panitia belum bisa ditemukan.
Sebuah acara seminar di Bogor ini menjadi sorotan setelah salah satu pesertanya dinyatakan positif corona meninggal dunia di RSUD dr Moewardi, Solo. Lima hari kemudian, satu pasien lain dari ‘seminar Bogor’ juga meninggal dunia.
Virus corona ini ternyata juga menulari peserta lain yang dirawat di RSUD AW Sjahranie, Samarinda. Hingga kini, nama acara seminar di Bogor ini belum diungkap ke publik.
Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan seminar dengan tema anti riba itu dilakukan di kawasan Kecamatan Babakanmadang pada 25-28 Februari 2020.
“Sampai hari ini, panitianya belum ketemu. Sedang di-tracking. Karena kita mau tahu pesertanya siapa saja dan dari mana,” tutur Ade, Kamis (19/03).
Selain itu, Pemkab Bogor juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 15 pegawai hotel tersebut dengan hasil negatif Covid-19. Namun, untuk lebih memastikan, Pemkab Bogor menguji sampel lima dari 15 pegawai yang sudah dinyatakan negatif di laboratorium Bandung.
“Lima kita kirim ke Bandung untuk sampel pemeriksaan. Kalau di sini (Bogor) dinyatakan sehat setelah masa inkubasi 14 hari. Kita kirim ke Bandung untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tegasnya.
Total ada enam pasien positif Corona dirawat di RSUD dr Moewardi Solo. Pasien pertama meninggal pada 11 Maret 2020 dan dimakamkan Magetan. Yakni laki-laki berusia 59 tahun.
Lima hari berselang, satu orang lain berusia 49 tahun asal Wonogiri, yang juga peserta seminar itu, meninggal dunia di rumah sakit yang sama.
Berikut ini adalah rangkaian daftar pasien Corona yang memiliki riwayat seminar di Bogor berdasarkan wilayah pasien dirawat:
Solo, Jawa Tengah
Ada enam pasien positif Corona yang dirawat di RSUD dr Moewardi, Solo. Keenam pasien ini semuanya memiliki riwayat dalam sebuah seminar di Bogor.
Dua di antara enam pasien tersebut telah meninggal dunia. Pasien pertama meninggal pada Rabu (11/3/2020) dan dimakamkan di Magetan.
Dia adalah seorang pria berusia 59 tahun. Dia tidak memiliki riwayat ke luar negeri, tetapi sempat mengikuti seminar di Bogor pada 25 hingga 28 Februari. Dia mulai mengeluhkan gejala batuk-pilek pada 29 Februari.
“Dia habis pulang seminar di Bogor, kebetulan keduanya peserta seminar di Bogor tanggal 25 sampai 28 Februari. Tanggal 29 mulai pilek-batuk, ke dokter, kemudian masuk karena keperburukan paru cepat, masuk observasi. Dibawa ke RSUD dr Moewardi, masuk PDP,” jelas dokter spesialis paru RSUD dr Moewardi, dr Harsini, Kamis (12/03).
Merespons peristiwa ini, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menetapkan Solo berstatus kejadian luar biasa (KLB) pada Jumat (13/3).
Selang lima hari setelah meninggalnya pasien pria 59 tahun itu, satu pasien Corona lain meninggal di RSUD dr Moewardi. Dia adalah seorang perempuan berusia 49 tahun asal Wonogiri.
“Benar, warga kami positif COVID-19, kemudian meninggal tadi petang sekitar pukul 18.00 WIB di RSUD dr Moewardi, Solo,” ungkap Bupati Wonogiri Joko Sutopo kepada wartawan melalui telepon, Rabu (18/03).
Joko mengatakan pasien tersebut merupakan warga Kecamatan Jatipurno. Dia termasuk dalam klaster yang ikut ke Bogor, Jawa Barat. Warga tersebut pulang dari Bogor pada 29 Februari 2020.
“Yang bersangkutan merasakan gejala demam-pilek sekitar 3 Mei, kemudian memeriksakan diri ke sebuah klinik, berlanjut ke rumah sakit. Lalu dirujuk ke (RSUD dr) Moewardi sejak 13 Maret lalu,” terang Joko.
Melihat dua pasien Corona di Solo sudah meninggal dua orang, Gubernur Jateng Ganjar mengaku telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk melakukan penelusuran/tracking.
“Harus tanya ke seminarnya di Bogor, kok banyak yang tertular. Koordinasi Dinas kesehatan Jawa Tengah dan Jawa Barat agar bisa dilakukan tracking cepat,” jelasnya.
Ganjar juga meminta semua pihak yang berhubungan dengan seminar itu melapor untuk mempercepat penanganan. “Boleh dong melapor, siapa saja, dari hotelnya melaporkan dan ini kita harapkan nantinya kita bisa melakukan penelusuran dengan cepat,” kata Ganjar.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan ada satu pasien positif virus Corona COVID-19 di wilayahnya. Satu pasien ini disebut pernah kontak dengan pasien positif Corona yang meninggal di Solo, Jateng.
Dijelaskan Isran, pasien positif itu diketahui baru pulang dari Kota Bogor untuk menghadiri pertemuan. Dia bahkan melakukan kegiatan di Jakarta. Setelah kembali ke Samarinda, dia sempat menuju Bontang dan kemudian menyadari tengah terpapar virus Corona.
“Yang bersangkutan sudah mendapat stressing. Dia sadar telah berinteraksi dengan pasien meninggal dari Solo, dia kemudian melaporkan kondisinya ke Dinas Kesehatan Samarinda,” ujar Isran di Samarinda, Kaltim, Rabu (18/03).
Sejauh ini, berarti total sudah ada tujuh pasien positif Corona terkait seminar Bogor. (*)









