Harian Sederhana, Bekasi – Nenek Sri Wahyuni (70) selama delapan tahun menderita stroke dengan kondisi memprihatinkan butuh perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dan uluran donasi dari para dermawan.
Hidup miskin dengan kondisi tempat tinggal yang kumuh dan tak layak membuat nenek Sri Wahyuni pasrah karena selama ini dirinya mengaku kesulitan apalagi paska banjir awal tahun 2020 lalu.
Hampir semua warga di Daerah Aliran Sungai (DAS) di Rt005/001 mengalami banjir setinggi dada orang dewasa dan menghanyutkan perabotan rumah tangga mereka.
Perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi sangat diharapkan Nenek Sri Wahyuni, mengingat selama ini jaminan kesehatan untuk mengobati sakit stroke belum pernah dirasakan.
” Berobat semampu saya saja karena ga mampu beli obat, buat makan saja seadanya dari hasil anak jadi tukang parkir,” kata Nenek Sri Wahyuni sedih.
Menjalani kehidupan yang sangat memprihatinkan bagi Sri Wahyuni sudah dijalaninya sejak tahun 1992 dan untungnya satu anak laki – lakinya yang menemaninya.
Menurut Arifin anak ke tiga Sri Wahyuni setiap hari bekerja serabutan di jalanan menjadi Tukang Parkir guna menopang hidup dirinya dengan ibunya yang makin renta.
Hasil pemantauan Koran HS keadaan rumah tinggalnya sangat memprihatinkan lantai tanah dan kumuh dengan sanitasi yang tidak sehat bisa mengundang penyakit.
Saat diwawancarai Nenek Sri Wahyuni berharap kiranya Pemerintah bisa membantu dari segi pangan maupun kesehatan kepadanya.
Saat disinggung terkait bantuan dari Pemkot Bekasi siang harinya , Senin (20/1/2019), perwakilan dari Rt/Rw dan Kelurahan Margajaya sudah datang untuk membantu memperbaiki KTP dan Kartu Keluarga (KK) yang rusak agar nantinya bisa didaftarkan sebagai warga penerima jaminan kesehatan dan bantuan dari Dinas Sosial. (*)









