HARIAN SEDERHANA – Selasa (31/7/2018), seorang pelajar menengah pertama (SMP), Muhamad Irgi Septiadin (13), meninggal usai berkelahi dengan pelajar lain di kawasan Terminal Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Korban mengalami luka bacok di bagian pinggang dan kepalanya, akibat sabetan celurit. Korbanpun meninggal di lokasi.
Kepala Polresta Bogor Kota, Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya, mengatakan, tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka masing-masing berinisial FR (13), MP (13), RH (16), MF (14), PM (16), KN (16) dan IJ (21).
Sementara, petugas masih memburu dua orang lainnya, yaitu Irwan alias Gacok dan Andre alias Jeje.
“Mereka semua statusnya masih pelajar,” kata Ulung.
Ulung menyebut, perkelahian tersebut mirip duel ala gladiator yang pernah terjadi di Kota Bogor beberapa waktu lalu.
Aksi duel antar dua kelompok pelajar itu dilakukan terencana. Kata Ulung, perkelahian tersebut dipromotori oleh alumni dari dua sekolah yang bertikai.
“Tawuran antar dua kelompok ini mirip ala gladiator. Jadi sengaja diadakan oleh alumni dari dua sekolah berbeda. Mereka meyebutnya dengan istilah acara,” sebutnya.
Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota, Komisaris Polisi Agah Sonjaya, menuturkan, secara garis besar, perkelahian itu dilakukan tiga lawan tiga yang diinisiasi oleh para alumni dari masing-masing sekolah.
Mirisnya, perkelahian itu didokumentasikan video menggunakan ponsel untuk diunggah di YouTube. Hal itu dilakukan hanya untuk mencari kepuasan belaka.
“Ini tidak pakai uang, hanya untuk kepuasan belaka dan mengunggahnya di Youtube. Kita lihat kan banyak video tawuran atau perkelahian yang direkam kemudian diunggah, itu tujuan mereka,” ujar Agah.
Sebelumnya, kejadian serupa juga sempat terjadi. Pelajar SMA bernama Raihan Febriansyah (18) meninggal setelah dibacok oleh sekelompok orang di Jalan Raya Ahmad Yani, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Peristiwa tersebut terjadi ketika korban hendak pulang ke rumahnya setelah nonton bareng (nobar) Piala Dunia, Minggu (15/7/2018) dini hari.
Seminggu paska kejadian, polisi membeku pelaku pembacokan. Kedua pelaku yakni FR (17) dan AR (18) ditangkap di lokasi berbeda.
“Pelaku utama ini sempat buron selama kurang lebih satu minggu,” ucap Agah.
Perlu Evaluasi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, akan mengevaluasi kewenangan pengelolaan sekolah SMA/SMK di bawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Ade menilai, sentuhan dari Pemprov Jawa Barat terhadap sekolah SMA/SMK masih sangat jauh.
“Kaitan dengan kewenangan SMA dan SMK di bawah provinsi, hal ini perlu dievaluasi. Kejadian tawuran selalu berulang. Tentunya ini harus dipertimbangkan kembali oleh pemerintah,” ujar Ade.
Ade juga mengungkapkan keprihatinannya atas banyaknya insiden tawuran antarpelajar hingga menelan korban jiwa.
Tujuan proses belajar mengajar, sambung Ade, untuk membentuk manusia agar lebih baik. Tidak hanya sekedar pintar, tetapi mempunyai sikap dan perilaku yang lebih baik, bersahabat dengan sesama.
“Itu bagian dari hasil pendidikan. Jadi, perlu dievaluasi prosesnya,” katanya.
Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jana Sugiana, akan mengusulkan ke pemerintah daerah untuk membuat materi pencegahan tawuran yang akan diintegrasikan dalam kurikulum.
Jana menyebut, ada empat materi mata pelajaran yang bakal diintegrasikan, yaitu Penjaskes, Bimbingan Konseling (BK), PPKN, dan Agama.
“Gunanya untuk pencegahan tawuran ini, materinya nanti ada karakternya, etika, estetika, keagamaan, bela negara. Itu akan ada semuanya,” sebutnya. (RMD)









