Menu

Mode Gelap
Sabtu, 6 Desember 2025 | 00:26 WIB

Nasional

Islam dan Lingkungan Hidup

badge-check


					Islam dan Lingkungan Hidup Perbesar

Harian Sederhana – Allah berfirman : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS Ar-Rum [30]:41).

Beberapa waktu lalu kami Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat sidak ke beberapa kerusakan lingkungan disebabkan tangan-tangan manusia yang serakah merusak alam untuk kepentingan pribadi. Kaki Gunung Geulis diambil tanah dan batu menjadi gundul. Pantai di Karawang penuh dengan ke bocoran pipa Pertamina, air lautnya penuh dengan minyak.

Itu dua contoh kerusakan di Propinsi Jawa Barat, masih banyak kasus-kasus kerusakan lingkungan. Sungai Citarum menangis, airnya pekat hitam. Badan air menjadi tempat buangan limbah baik sungai atau situ menjadi sasaran limbah baik cair maupun padat. Limbah dibuang oleh manusia baik pabrik maupun rumah tangga.

Kerusakan alam merupakan akibat dari dosa dan pelanggaran yang dilakukan oleh manusia sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan di sungai, setu dan di laut. Manusia pula lah yang akan menanggung akibatnya sendiri.

Ketidakkeseimbangan itu mengakibatkan siksaan kepada manusia. Semakin banyak perusakan terhadap lingkungan, semakin besar pula dampak buruknya terhadap manusia, termasuk akan berdampak kepada manusia yang tidak berdosa disekitarnya. Akankah kita akan mewariskan bumi yang rusak kepada anak cucu kita.

Manusia ditugaskan Allah SWT dimuka bumi adalah sebagai khalifah (wakil atau pengganti) Allah, berkewajiban membuat bumi makmur. Hak mengelola alam tidak dapat dipisahkan dari kewajiban untuk memelihara kelestariannya.

Banyaknya ayat Al-Quran yang membicarakan larangan merusak bumi, mengindikasikan kewajiban umat Islam untuk memelihara kelestarian dan memakmurkan bumi. Setiap perusakan lingkungan haruslah dilihat sebagai perusakan terhadap diri sendiri.

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Melakukan maksiat di muka bumi (dinamakan) “berbuat kerusakan” karena perbuatan tersebut menyebabkan rusaknya apa yang ada di muka bumi, seperti biji-bijian, buah-buahan, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, karena terkena penyakit yang disebabkan perbuatan maksiat. Demikian juga karena melakukan perbaikan di muka bumi adalah dengan memakmurkan bumi dengan ketaatan dan keimanan kepada Allah.

Itulah Islam ajaran yang sangat mulia, menjaga bumi dan memakmurkannya, bukan untuk dimanfaatkan tapi merusaknya. Ayo kita jaga lingkungan kita dalam rangka ketaatan kita atas perintah-Nya. Mulailah dari diri kita, ajak keluarga dan teman-teman kita. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Program Budaya GO Titik Temu Budaya dan Teknologi Menuju Masa Depan Kebudayaan

26 Oktober 2025 - 20:28 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta

Kementerian Kebudayaan Luncurkan Budaya Go

26 Oktober 2025 - 11:10 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta

Konferensi Musik Indonesia 2025 Dorong Musik Religi sebagai Pilar Spiritual dan Budaya

11 Oktober 2025 - 11:43 WIB

Konferensi Musik Indonesia 2025

Sal Dan Silpa: Perdebatan Imaginatif Sri Mulyani Dan Purbaya

25 September 2025 - 17:12 WIB

KPK Diminta Memperluas Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi CSR dari BI dan OJK

27 Agustus 2025 - 22:32 WIB

Dua Pejabat Pemkab Bogor Digilir KPK.
Trending di Nasional