Harian Sederhana, Bogor – Berubahnya status perusahaan plat merah milik Pemkot Bogor yakni Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Pakuan membutuhkan anggaran cukup fantastis sekitar Rp824 miliar.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Deni Surya Senjaya. Menurut dia anggaran tersebut akan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi air.
Selain itu juga untuk pengembangan jaringan pipa dan penanganan kehilangan air serta cakupan layanan 100 persen yang ditargetkan hingga tahun 2022.
“Kapasitas produksi air yang dibutuhkan untuk wilayah Bogor Barat sekitar 400 liter perdetik. Sementara, WTP Cikereteg sekitar 200 liter perdetik, Palasari 100 liter perdetik dan Cipinang Gading 100 liter perdetik,” ungkap Deni kemarin.
Masih kata Deni, untuk tahun ini penambahan kapasitas produksi air diprioritaskan untuk WTP Cipinang Gading 100 liter perdetik, Palasari 100 liter perdetik dan Kabandungan 40 sampai 50 liter perdetik.
“Sedangkan untuk yang di Bogor Barat dengan penambahan kapasitas paling besar melalui proses FS yang kemungkinan akan dikaji secara kelayakannya,” ujarnya.
Deni menjelaskan, untuk pengembangan jaringan pipa sendiri akan dilaksanakan tersebar di wilayah Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Utara.
“Pipa yang akan diganti sebagian besar merupakan pipa yang dibangun tahun 1975 yaitu bantuan dari Australia,” ungkapnya.
Diakuinya, pipa yang ada masih terpasang pipa lama tahun 1975. Pipa AC ini yang kontribusi terbesar atas kehilangan air karena lemah pada sambungan karetnya yang mudah putus.
“Rencananya secara bertahap akan diganti dengan pipa HDPE yang ketahanannya cukup lama,” jelasnya.
Deni memaparkan, sesuai dengan bisnis plan anggaran yang dibutuhkan hingga 2022 akan diajukan ke pemerintah pusat melalui APBN, juga APBD Provinsi Jawa Barat dan APBD Kota Bogor melalui Penyertaan Modal Pemerintahan (PMP) serta ada wacana kerjasama dengan pihak swasta.
“Usulan ke APBN rencananya akan dibantu sekitar Rp23 miliar untuk pipa di Palasari. Kami juga usulkan untuk IPA Cipinang Gading dan beberapa pengembangan pengolahan air baku ke Pemprov Jabar dan juga Pemkot Bogor melalui dana PMP,” tambah dia.
Deni menegaskan untuk tahun ini, Pemkot Bogor kembali mengucurkan sisa dana PMP sebesar Rp24 miliar dari total Rp98 miliar untuk PDAM.
Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan jaringan pipa sebagian besar Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Utara serta pembangunan reservoir Jabaru, Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat.
“Reservoir Jabaru untuk memasok air wilayah di Bogor Barat mulai dari Gunung Batu sampai Bubulak. Nanti dengan adanya reservoir pada malam hari saat pemakaian tekanan cukup air ditampung yang kemudian dialirkan pagi hari,” ucapnya.
Deni menambahkan, pihaknya mentargetkan cakupan layanan PDAM dapat bertambah 5.000 sambungan rumah baru pada tahun 2020 ini.
Penambahan sambungan rumah ini juga untuk menambah pencapaian target 100 persen cakupan layanan pada 2020. “Saat ini kamu baru 92 persen atau 160 ribu pelanggan jadi masih kekurangan 8 persen,” pungkas Deni. (*)









