Harian Sederhana, Bogor – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan dua opsi kepada warga korban longsor di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Kedua opsi ini diberikan agar menjadi pertimbangan untuk masyarakat korban bencana banjir bandang dan longsor.
Hal tersebut diungkapkan saat dirinya menyambangi dan melakukan peninjauan langsung ke lokasi bencana di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Selasa (28/01).
Opsi pertama yang ditawarkan yakni warga dapat tetap tinggal di Desa Pasir Madang dengan syarat ada hasil kajian dari ahli geologi yang menyatakan bahwa desa tersebut aman untuk dijadikan lokasi hunian. Sementara opsi kedua adalah merelokasi warga ke tempat aman yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari Desa Pasir Madang.
RK, sapaan akrab Ridwan Kamil, telah terlebih dahulu meninjau Kecamatan Cigudeg, calon lokasi untuk tempat relokasi warga korban longsor tersebut sebelum tiba di pengungsian.
“Jadi, ada dua opsi hari ini, tetap di sini tapi harus dicek dulu oleh ahli. Opsi kedua, sebenarnya lebih kami sukai, karena memindahkan tidak terpencar-pencar, langsung semuanya di lokasi yang sama,” tuturnya dalam rilis Humas Jabar.
Ia mengaku, harapan warga memang relokasinya masih ingin di daerah tersebut. Namun, pihaknya harus terlebih dahulu melakukan pengecekan dengan ahli geologi. Bila nantinya tidak ditemukan lahan yang datar, tidak memadai, ada juga lahan miring, rawan apa tidak, nanti pendapat dari ahli geologi itu akan dijadikan sebuah informasi ke warga.
“Saya berharap warga segera memutuskan dari dua opsi ini sehingga nantinya di awal Februari bisa dilakukan pembangunan tempat relokasi. Pemerintah pun akan menjamin warga yang direlokasi baik dari sisi hunian maupun mata pencaharian,” ujar RK.
Untuk warga yang daerahnya masih memungkinkan dapat dijadikan hunian, kata RK, pemerintah akan memberikan bantuan berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya baik itu rusak ringan, sedang, maupun berat.
“Tetapi yang lokasinya betul-betul tidak memungkinkan atau dia rumahnya terdampak sedikit tapi daerah yang rawan longsor, maka kita ada opsi relokasi. Kita sudah ada tempat 15 kilometer dari sini, ada tanah luas milik PTPN yang akan kita kondisikan sebagai perkampungan baru, jadi bedol desa,” kata Emil.
“Lalu, bagaimana pekerjaannya? Karena lahannya juga lahan hijau, jadi selain rumah nanti kita bisa sediakan tempat bercocok tanam atau bekerja sama dengan PTPN mengelola tanah pertanian,” tambahnya.









