Harian Sederhana, Pekanbaru – Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Riau menyatakan sudah ada 21 orang tersangka pelaku pembakaran lahan di Provinsi Riau selama dua bulan terakhir.
“Jumlah terjadinya perkara 16 kasus, tersangka 21 orang,” kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, seperti dikutip Antara News, Minggu (1/3).
Pemprov Riau sudah menetapkan status siaga darurat Karhutla sejak 11 Februari hingga 31 Oktober 2020.
Ia menjelaskan seluruh kasus tersebut ditangani oleh jajaran Polda Riau. Semuanya adalah tersangka perseorangan, belum ada terduga dari korporasi. Hingga kini seluruh kasus masih proses penyelidikan, belum ada yang ke pengadilan.
Sedangkan luas kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sejak 1 Januari hingga akhir Februari 2020 sudah lebih dari 341,27 hektare yang tersebar di 10 kabupaten dan kota.
Dari 12 kabupaten dan kota di Riau, hanya Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hulu yang hingga kini belum terjadi karhutla.
Karhutla paling luas tercatat di Kabupaten Siak mencapai 105,97 ha. Kemudian di Bengkalis 89,9 ha, Indragiri Hilir (49,6 ha), Dumai (46,8 ha), Indragiri Hulu (21,5 ha), Kepulauan Meranti (12,5 ha).
Selain itu, karhutla juga terjadi di Kota Pekanbaru (6 ha), Pelalawan (5 ha), Kampar (2,75 ha) dan Rokan Hilir (1,25 ha). Lokasi karhutla paling banyak di daerah pesisir seperti Bengkalis, Dumai dan Kepulauan Meranti.
Khusus karhutla di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, hingga kini sulit dipadamkan karena masih mengalami berbagai kendala di lapangan. Pulau Rupat adalah pulau terluar di pesisir Provinsi Riau yang secara administrasi masuk ke Kabupaten Bengkalis. Daerah ini terus mengalami karhutla setiap awal tahun.
“Kendala angin kencang serta sumber air yang minim. Akses juga cukup sulit ke lokasinya,” kata Edwar yang juga Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.
Pemadaman di Rupat terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA) serta unsur dunia usaha.
Edwar mengatakan perusahaan membantu pemadaman dari udara menggunakan helikopter (water bombing/WB) yakni PT RAPP
Seperti diketahui, sepanjang 1 Januari hingga akhir Februari 2020, kebakaran sudah meliputi 341,27 hektare hutan dan lahan yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Riau.
Karhutla paling luas terjadi di Kabupaten Siak (105,97 hektare) disusul Bengkalis (89,9 hektare), Indragiri Hilir (49,6 hektare), Dumai (46,8 hektare), Indragiri Hulu (21,5 hektare), dan Kepulauan Meranti (12,5 hektare).
Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Pekanbaru (enam hektare), Pelalawan (lima hektare), Kampar (2,75 hektare), dan Rokan Hilir (1,25 hektare). Hanya Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hulu yang hingga kini belum menghadapi kebakaran hutan dan lahan.
Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger, mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan kebanyakan terjadi di daerah pesisir seperti Bengkalis, Dumai, dan Kepulauan Meranti.
Upaya pemadaman kebakaran lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, hingga kini terkendala. “Kendala angin kencang serta sumber air yang minim. Akses juga cukup sulit ke lokasinya,” kata Edwar, yang juga Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.
Pemerintah Provinsi Riau sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan sejak 11 Februari hingga 31 Oktober 2020. (*)









