Harian Sederhana, Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono angkat bicara perihal banjir yang menimpa sejumlah wilayah di Kabupaten dan Kota Bekasi pada Selasa (25/02).
“Kalau Bekasi itu karena Kali Bekasi (meluap),” tuturnya selepas mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI, Rabu (26/02).
Bukan itu saja, ia pun menyebut permasalahan banjir di permukiman warga Bekasi yang berada di pinggir Tol Jakarta-Cikampek (Japek) adalah proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang sedang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Karenanya, Basoeki mengatakan kalau untuk penanganan banjir di kawasan itu, pihaknya akan membongkar drainase di tol yang tertutup proyek KCJB.
“Kalau di pinggir-pinggir tol karena ada pengerjaan Proyek KCIC, Kereta Cepat maka kita bongkarin drainasenya. Kita bongkar karena dia menutup-nutup. Kalau itu iya, di KM 8, 19, 34,” katanya.
Walaupun proyek KCIC ada di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan, dan drainase Tol Japek di bawah wewenang Kementerian PUPR, menurut Basuki pihaknya bisa langsung membongkar drainase tanpa meminta izin.
“Saya bilang saya sudah datang ke lapangan, saya bilang nggak usah izin, bongkar,” tegas Basuki.
Untuk penanganan banjir di wilayah Bekasi Selatan, pihak Basuki terus berupaya mengoptimalkan kinerja Kali Kemang Pratama dan melancarkan kinerja drainase di wilayah tersebut.
“Makanya yang Kemang, Bekasi langsung kita kerjakan karena beliau (Kepala BMKG Dwikorita) bilang 15 Februari akan peak kan, makanya sebelum 15 sudah kita selesaikan. Lewat sekarang kan. Ini sampai Maret ada kan, makanya kita kerjakan yang krusial, setelahnya baru kita perbaiki. Lalu drainase yang kurang baru kita perbaiki,” tandas Basuki.
Basuki mengemukakan, Bekasi membutuhkan sekitar Rp 4,4 triliun untuk mengatasi banjir dari hulu ke hilir. “Hitungan pertama konsultan itu Rp 4,4 triliun untuk memperbaiki Kali Bekasi dari hulu sampai hilir termasuk membangun bendungan Narogong,” kata Basuki.
“Seperti yang sudah saya sampaikan kemarin, ada Sungai Cileungsi dan Cikeas dan di hulunya menjadi Kali Bekasi, lalu Bendung Bekasi dan baru kita tangani ruas per ruas, tapi kita sudah miliki desainnya secara keseluruhan. Sekarang kami sedang value engineering yang dikerjakan konsultan, kami review apa sudah benar termasuk cost-nya,” lanjut Basuki.
Basuki mengakui ada sejumlah perumahan yang memang cekung sehingga akan selalu didatangi banjir. “Lalu ada lagi di atasnya lagi di Perumahan Nusa Indah yang daerah cekungan tapi harus direlokasi karena itu memang daerah galian C tapi dibuat jadi perumahan. Ini menurut Bu Bupati Bogor sekarang,” ungkap Basuki.
Basuki pun mendukung bila ada relokasi untuk masyarakat yang menempati perumahan tersebut. “Saya minta bupati dialog dengan masyarakatnya, kalau mau direlokasi kita bikinkan rusun, apartemen supaya mereka pindah supaya bisa dipakai pengendalian banjir,” kata Basuki.
Proyek senilai Rp 4,4 triliun tersebut termasuk membangun bendungan Narogong itu. “Semua Rp 4,4 triliun sedang kita review termasuk cost-nya tapi tahun ini akan dikerjakan menyeluruh, sekarang sudah ada 6 kilometer yang siap dikerjakan, dari Kabupaten Bogor dengan Kota Bekasi bekerjasama untuk itu, mudah-mudahan 2-3 tahun selesai,” kata Basuki.
Di Bekasi, kecamatan yang terdampak banjir, yakni Bekasi Timur, Rawalumbu, Medan Satria, Bantargebang, Bekasi Barat, Pondok Gede dan Jatiasih. Lokasi yang terdampak mulai dari jalan raya hingga perumahan. (*)









