Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita menuturkan, jumlah kasus ini relatif masih lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2019 di bulan Januari saja terjadi 452 kasus. Sedangkan pada 2020 tercatat tiga orang meninggal dengan jumlah kasus sebanyak 288 kasus hingga bulan Maret 2020.
Ia menerangkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya sebagai langkap antisipasi DBD di Kota Depok. Salah satu upaya yang dilakukan dengan merilis surat edaran yang berisikan imbauan untuk waspada terhadap DBD, meningkatkan monitoring kasus, dan bersinergi bersama Puskesmas serta rumah sakit di Kota Depok.
“Dinkes Kota Depok sudah dan terus melakukan penanganan kasus DBD supaya tidak meningkat. Hal tersebut kita lakukan agar warga di kota ini terbebas dari penyakit tersebut,” kata Novarita.
Novarita menyebut, Dinkes sudah melayangkan Surat Edaran (SE) kepada seluruh perangkat daerah, kecamatan, kelurahan, dan puskesmas se-Kota Depok. Edaran yang diberikan tersebut berisi pesan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus setiap minggu.
“Warga kami minta untuk melakukan pemeriksaan jentik berkala atau PJB, larvasidasi di wilayah masing-masing dengan pelaksanaan foging fokus pada wilayah yang ditemukan kasus DBD,” imbuh Novarita.
Novarita menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan monitoring laporan kasus dari puskesmas dan rumah sakit, juga fasilitas layanan kesehatan swasta. Dengan begitu, kasus DBD di Kota Depok dapat terus terpantau.
“Kami juga menginstruksikan puskesmas dan rumah sakit untuk menangani pasien DBD sesuai kewenangan dan standar operasional prosedur (SOP). Tujuannya agar penderita DBD dapat memperoleh pengobatan secara tepat,” tutup Novarita.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat sepanjang Januari hingga Maret 2020, terangkum 75 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya. Bahkan, satu diantaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Yayuk Sri Rahayu menuturkan kasus-kasus DBD sebagian besar Kecamatan Talagasari, Cikampek, Klari, dan Karawang wilayah kota.
“Dari laporan yang kita terima ada 75 kasus DBD. Satu pasien asal Majalaya tutup usia kemarin,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (10/03).
Dari jumlah kasus tersebut, Yayuk memperinci kasus DBD pada Januari sebanyak 18, Februari 47, dan Maret ada 10 orang yang terjangkit. “Ada tren peningkatan,” imbuhnya.
Di Kota Bogor sendiri sampai saat ini telah ada lima orang meinggal lantaranya penyakit DBD. Jumlah yang meninggal tersebut selama periode Januari sampai Maret 2020. Kelima korban meninggal dunia tersebut masih dalam usia anak.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menuturkan, lima anak yang meninggal dunia adalah warga Kelurahan Balumbangjaya, Kecamatan Bogor Barat pada Januari. Satu anak lainnya, warga Kelurahan Sempur Bogor Tengah, meninggal dunia, pada Februari.









