Untuk di periode Maret, dua anak lainnya adalah warga Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan dan warga Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor tengah, meninggal dunia. Teranyar, satu orang anak warga Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor pada Kamis (12/03).
Retno menjelaskan, lima warga Kota Bogor itu masih usia anak-anak dan sempat dibawa ke rumah sakit. Namun saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi DSS (dengue shock syndrome).
Menurut Sri Nowo Retno, selama Januari hingga Maret, terjadi tren peningkatan kasus DBD, yakni sebanyak 43 kasus pada Januari. Kemudian meningkat menjadi 66 kasus pada Februari, serta 21 kasus pada Maret hingga Kamis ini.
Retno mengingatkan kepada warga agar virus DBD jangan sampai tertutup dengan isu Virus Covid-19. Ia menilai DBD lebih berbahaya, untuk itu gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan kebersihan lingkungan agar ditingkatkan lagi karena itu hal yang utama.
Masih kata dia, bahwa hal tersebut sudah dilakukan di tingkat wilayah kecamatan, puskesmas dan bagian pemerintahan terbawah untuk memutus mata rantai agar tidak mewabah.
“Kota Bogor sendiri hampir setiap tahun masuk daerah endemis DBD. Berkaca dari tahun 2019, ada dua wilayah yaitu Bogor Barat dan Bogor Selatan,” imbuh Retno.
Sementara itu, di Kabupaten Bogor sendiri terangkum sebanyak 210 kasus DBD sejak Januari hingga saat ini. Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Intan Widayati seperti dilansir dari Antara, Rabu (11/03).
“(Sebanyak) 210 kasus, kalau 2019 sampai Maret sudah 600-an kasus,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya mengeklaim kasus DBD di Kabupaten Bogor mengalami penurunan ketimbang 2019 dengan periode yang sama. Dia mencatat total 1.210 kasus DBD terjadi selama 2019.
Pihaknya berupaya menekan angka kasus DBD dengan memberikan peringatan dini ke para petugas puskesmas se-Kabupaten Bogor. Siaga pencegahan dilakukan sejak musim hujan.
“Menyerukan kepada seluruh puskesmas untuk menggerakkan kembali jumantik (juru pemantau jentik) di wilayahnya masing-masing,” tandasnya. (*)









