Harian Sederhana – “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr : 18)
Semua manusia yang hidup di dunia mesti memiliki bekal sekalipun jumlahnya sedikit. Seseorang jika ingin berpergian pasti akan mempersiapkan sebaik mungkin bekal yang akan dibawa agar tak terlantar atau tak susah ditempat tujuan.
Anak-anak muda yang ingin mendaki gunung mempersiapkan semaksimal mungkin bekalnya, baik berupa makanan atau pakaian agar tak kelaparan dan kedinginan disana. Bukan sekedar itu dia juga mempersiapkan fisik agar kuat untuk mendaki gunung tersebut yang jalannya jauh, mendaki dan medan yang berat tak seperti di tempat tinggalnya selama ini. Mengetahui kondisi alam dan iklim disana, misalnya suhu yang dingin, tak ada yang berjualan, jalan yang jauh dan lain-lain juga dipersiapkan.
Contoh diatas merupakan satu episode dalam kehidupan. Masih banyak episode-episode dalam kehidupan yang mengharuskan kita berbekal, baik untuk diri kita maupun untuk keluarga kita.
Terlebih lagi kelak di akhirat. Kehidupan akhirat tidaklah sama dengan dunia. Di dunia, kita masih bisa mendapatkan pertolongan dan bantuan dari orang lain jika kita kekurangan bekal dan penghidupan. Namun, kelak di akhirat tidak akan ada orang yang bisa menolong kita sedikitpun, sekalipun itu orang terdekat kita.
Bekal dunia selama ini kita kejar dengan semangat. Tidak mengenal lelah, tidak mengenal waktu, dan tidak mengenal sudah lebih dari apa yang kita butuhkan. Bagaimana dengan bekal akhirat? Apakah semangat mencari bekal akhirat sama semangatnya mengejar dunia.
Kampung dunia dan kampung akhirat. Dunia hanya sementara, akhiratlah yang kekal untuk kehidupan kita selamanya. Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 18 diatas sudah mengingatkan kita kaum muslimin. Allah bertanya apa yang telah kita persiapkan untuk bekal akhirat. Kebanyakan manusia memang lalai atas peringatan Allah SWT tersebut.
Al-Mufassir Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- ketika menafsirkan ayat ini berkata : “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian.”
Jangan sampai kalian menyesal, ketika kematian menjemput kalian sama sekali tidak memiliki bekal, dan kemudian kalian meminta penangguhan kepada Allah. Padahal itu mustahil akan terjadi.
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata : “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 9-11)
Semoga termasuk orang-orang yang telah mempersiapkan bekal untuk akhirat dengan selalu taat menjalankan segala ibadah kepada Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin









