Harian Sederhana, Bogor – Lelang proyek pemeliharan Jalan Kandang Roda – Stadion Pakansari, Kecamatan Cibinong, dengan pagu anggaran Rp 2,15 miliar menuai protes dari CV. Teguh Perkasa. Padahal perusahaan yang beralamat di Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi itu mengajukan penawaran lebih rendah dibandingkan harga dari pemenang.
“Ada yang tak sesuai dengan kode etik lelang proyek senilai Rp 2,15 miliar itu. Jujur kami sangat kecewa dengan kinerja Badan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLPBJ) terkesan tidak profesional,” kata perwakilan CV. Teguh Perkasa, kepada wartawan, Senin (21/10).
erdasarkan data yang dihimpun, CV Teguh Perkasa menawar pekerjaan dengan harga lebih rendah dari yang ditetapkan, sebesar Rp1,94 miliar. Penawaran tersebut menempatkan CV. Teguh Perkasa di posisi tujuh dalam urutan peserta yang tercantum di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Namun ironisnya, kata perwakilan CV. Teguh Perkasa, BLPBJ malah memenangkan CV. MB yang berada dirangking atau urutan 10 sebagai pemenang dengan penawaran sebesar Rp 2,03 miliar. CV. Teguh Perkasa, kata sang perwakilan malah digugurkan panitia.
“Pengguran CV. Teguh Perkasa sebagai peserta lelang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pemilihan Nomor : 027/3375/BAHP/POKJA1/X/2019 tanggal 11 Oktober 2019,” ungkapnya.
Pengguran, kata sang wakil CV. Teguh Perkasa, karena perusahaan tidak dokumen yang dilampirkan tak sesuai dengan persyaratan, bahkan dokumen berupa surat dukungan untuk hotmix HRS – WC lengkap dari perusahaan berpengalaman, sebagai penyedia hotmix HRS – WC.
“Alasan itu kan mengada-ada. Kami lelang proyek tersebut diulang dan penetapan pemenang lelang dibatalkan. Kami pun minta instansi pengawasan dan Sekertaris Daerah (Sekda) mengevaluasi kinerja kelompok kerja di BLPBJ, jika tidak masalah ini akan kami bawa keranah hukum,” cetusnya.
Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Advokasi, BLPBJ, Koko Sugiarti, dikonfirmasi membenarkan CV. Teguh Perkasa digugurkan sebagai peserta lelang proyek pemeliharaan berkala Jalan Kandang Roda- Stadion Pakansari.
Alasannya, kata Koko, karena CV. Teguh Perkasa tidak melampirkan dokumen surat dukungan. Padahal dokumen itu menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi semua peserta yang mengikuti lelang proyek dengan pagu anggaran Rp 2,15 miliar itu.
“Kami sudah memberikan waktu untuk menyanggah, mereka sudah mengajukannnya, bahkan jawabannya pun sudah dikeluar. Nah, ketika diverifikasi, mereka melampirkan syarat yang tidak sesuai dengan ketentuan. Jadi, keputusan panitia menggugurkan CV. Teguh Perkasa, meski mereka mengajukan penawaran rendah,” kilahnya.
Koko menegaskan, penawaran terendah dalam proses lelang tidak otomatis bisa menjadi pemenang. Ketentuan itu tercantum di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 / 2018. Di mana penentuan pemenang lelang tidak bergantung pada harga terendah, tapi harus memperhatikan value for money (nilai uang) dalam setiap pengajuan.
“Karena itu kan ada tahapan evaluasi. Ada administrasi, evaluasi teknis, evaluasi kewajaran harga, evaluasi harga sama evaluasi kualifikasi, dan itu harus berkesinambungan. Sementara untuk CV. Teguh Perkasa ini gagalnya ditahapan teknis, lantaran dokumen dukungannya tidak sesuai dengan syarat yang diberikan panitia,” tutupnya. (*)
