Menu

Mode Gelap
Senin, 15 Desember 2025 | 19:12 WIB

Headline

King of The King Bukan Hal Baru

badge-check


					King of The King Bukan Hal Baru Perbesar

Harian Sederhana, Jakarta – Sebelum King of The King mengklaim punya simpanan harta Soekarno di Bank di Swiss, klaim serupa juga digunakan oleh para penipu pendahulunya. Umumnya, penipu mengaku punya duit warisan para raja-raja Nusantara hingga Sukarno yang tersimpan di Swiss. Untuk mencairkannya, maka orang perlu menyetor duit dulu ke si penipu.

Seperti dilansir dari detik.com, tahun 2008 pria di Tasikmalaya bernama Achmad Zaini Suparta mengaku mempunyai dana dalam bentuk emas yang tersimpan di Bank di Swiss dan Amerika Serikat (AS).

Dia berujar tahu harta itu setelah membuka map yang diwariskan orangtuanya setelah 1.000 hari kematian orangtuanya dan berisi dokumen tersebut. Ia mengklaim duit itu 20 kali lipat lebih besar daripada APBN. Zaini mengklaim sebagai keturunan Prabu Siliwangi Sang Raja Pajajaran.

Pada 17 dan 19 Desember 2012, muncul kehebohan bertema serupa. Koran Austria Kronen Zeitung saat itu memuat artikel soal harta Sukarno. Ada seorang mediator bernama Gustav Jobstmann yang mengklaim dapat membantu mendapatkan harta yang tak disebutkan bentuknya itu. Jobstmann mengaku punya dokumen-dokumen pendukung soal harta tersebut.

Total hartanya berjumlah USD 180 miliar, tersimpan di sebuah bunker di Union Bank of Switzerland (UBS), Swiss. Dubes RI di Swiss saat itu, Djoko Susilo, menyatakan cerita Jobstmann hanya isapan jempol alias bohong atau hoax.

Pada 2014, Sebuah buku bertajuk ‘Harta Amanah Soekarno’ terbit. Buku yang ditulis Safari ANS itu menceritakan soal The Green Hilton Memorial Agreement, narasi teori konspirasi yang pernah populer namun tidak jelas kebenarannya.

Lewat perjanjian itu, AS mengakui kekayaan Indonesa dalam bentuk emas 57 ribu ton. Safari selaku penulis saat itu mengaku memegang versi salinan dari dokumen asli harta amanat Sukarno itu. Namun Safari ANS bukan penipu seperti raja-raja palsu, Safari ANS adalah penulis.

Pada 2017, publik mulai menyoroti aktivitas United Nation Swissindo Trust Internasional Orbit (UN Swissindo). Kelompok yang belakangan dikenal sebagai sekte penebus utang ini sebenarnya sudah muncul sejak 2010.

Para pengikut UN Swissindo meyakini harta karun dari kerajaan-kerajaan nusantara hingga zaman Sukarno masih tersimpan di Bank Swiss. Pimpinan UN Swissindo Soegiharto Notonegoro atau yang akrab disapa Sino ditangkap polisi pada 2 Agustus 2018 di Cirebon.

Pada 2018, Ratna Sarumpaet menghebohkan pemberitaan lewat klaim soal ‘harta di Swiss’. Saat itu Ratna menuding pemerintah memblokir dana Rp 23,9 triliun yang ada di rekening seseorang bernama Ruben PS Marey. Duit itu dikatakan Ratna disimpan di Bank UBS di Swiss. UBS adalah Union Bank of Switzerland, sama seperti bank yang diklaim oleh King of The King. Bank-nya memang benar-benar ada, namun klaim para penipu adalah hoax.

Pada Agustus 2018, Kerajaan Ubur-ubur membetot perhatian publik. Perempuan bernama Aisyah Tusalamah yang mengaku sebagai titisan Nyi Roro Kidul mengklaim dapat mandat pencairan harta karun Indonesia di Swiss. Polres Serang memeriksa kertas dan catatan yang dimiliki Kerajaan Ubur-ubur, ada catatan dengan nama Bank Swiss dan Bank Griffin 1999 Birmingham Adolf Head Railway.

Januari 2020 lalu, penipuan Keraton Agung Sejagat terungkap. Kerajaan palsu pimpinan Toto Santosa dan Fanni Aminadia mengumpulkan duit dari orang-orang yang menjadi korbannya. Salah satu korbannya menjelaskan perihal adanya narasi lawas soal harta yang tersimpan di Bank Swiss.

Korban itu bernama Sudadi, warga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia dan empat orang dari Kulon Progo pernah diundang ke Purworejo untuk mencairkan dana kesejahteraan dari Swiss. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

KPK Masih Usut Soal Penyaluran Dana CSR BI dan OJK

14 Desember 2025 - 14:12 WIB

Program Budaya GO Titik Temu Budaya dan Teknologi Menuju Masa Depan Kebudayaan

26 Oktober 2025 - 20:28 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta

Kementerian Kebudayaan Luncurkan Budaya Go

26 Oktober 2025 - 11:10 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta

Konferensi Musik Indonesia 2025 Dorong Musik Religi sebagai Pilar Spiritual dan Budaya

11 Oktober 2025 - 11:43 WIB

Konferensi Musik Indonesia 2025

KPK Diminta Memperluas Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi CSR dari BI dan OJK

27 Agustus 2025 - 22:32 WIB

Dua Pejabat Pemkab Bogor Digilir KPK.
Trending di Nasional