Menu

Mode Gelap
Rabu, 17 Desember 2025 | 05:10 WIB

Headline

Kolam Renang Ridwan Kamil 4 Miliar, Komisi IV : Renovasi yang Menyakitkan Hati Rakyat Jawa Barat

badge-check


					Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) Perbesar

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK)

Harian Sederhana, Bandung – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat mengkritik rencana dua pembangunan yang rencananya akan direalisasikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK).

Pembangunan pertama yang dikritik adalah soal pembuatan kolam renang, taman dan air mancur senilai Rp 4,36 miliar di Rumah Dinas Gubernur Pakuan. Bukan hanya itu, rencana renovasi taman dan perparkiran Gedung Sate yang bakal memakan anggaran Rp 71,2 miliar ini pun menuai kritikan dari komisi yang bergerak di pembangunan atau infrastruktur.

Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat, Imam Budi Hartono menyayangkan rencana tersebut. Ia bahkan menyebut proyek itu menyakitkan hati rakyat Jawa Barat. Apalagi di Rumah Dinas Gubernur Pakuan sudah lebih dari kata mencukupi untuk tinggal seorang gubernur dan keluarganya.

“Ternyata RK tak puas dengan hidup seperti itu, dia menambahkan fasilitas untuk kenyamanan dirinya dan keluarga dengan menambahkan fasilitas taman baru, air mancur dan kolam renang,” tuturnya kepada Harian Sederhana melalui telepon selular, Minggu (17/11).

Di sisi lain, lanjut Imam, dirinya masih melihat rumah-rumah rakyat di Jawa Barat banyak yang tidak layak huni, bahkan masih belum memiliki rumah tinggal. Parahnya lagi, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di tahun 2020 hanya dianggarkan 10 ribu rumah dari 46 ribu yang diajukan.

“Sementara untuk kepuasan dan menyalurkan bakat di bidang arsitekturnya, RK mengorbankan usulan itu semua dengan membangun rumah dinasnya,” imbuh Imam.

Pria yang akrab disapa IBH ini juga menyoroti wacana pengerjaan pembangunan taman dan perpakiran Gedung Sate yang bakal memakan anggaran sekitar Rp 71 miliar. Angka yang cukup fantastis ini tentu menjadi perbincangan yang menarik.

“Gedung Sate sebagai ikon terkuat Jawa Barat, merupakan gedung yang dibangun sejak zaman Belanda tepatnya 27 Juli 1920. Struktur bangunan yang kuat dan arsitekturnya yang unik dan keren membuat Gedung Sate menjadi tempat bersejarah yang sering dikunjungi oleh banyak turis baik dalam negeri maupun mancanegara,” kata IBH.

“Halaman dan taman Gedung Sate sudah beberapa mengalami perbaikan untuk mendukung daya tarik agar ikon Jawa Barat lebih banyak lagi menjadi perhatian dunia. Terakhir, tahun 2017 saat masa pemerintahan Gubernur Kang Aher (Ahmad Heryawan), Gedung Sate dilengkapi museum dan taman yang cukup menambah kerennya gedung tersebut,” tambahnya.

Namun, tampaknya pria yang akrab disapa Kang Emil ini merasa tidak puas dengan kondisi Gedung Sate saat ini. Pengalaman dan keahlian dibidang arsitek membuat kebijakan anggaran yang mengorbankan uang rakyat sebesar Rp 71,162 miliar untuk merombak total taman dan fasilitas lain yang berada di Gedung Sate.

“RK lupa masih banyak rumah rakyat yang tidak layak huni, RK lupa masih ada rakyat yang belum dapat listrik, RK lupa rakyat ribut soal zonasi SMA/SMK negeri yang kewajiban provinsi untuk membangun. Jangan membangun hal-hal yang seperti ini dong,” kata IBH.

IBH menyebut, dalam setahun RK menjadi Gubernur Jawa Barat banyak proyek yang dibangun sebagai proyek pencitraan saja dan dinilai tidak mementingkan perasaan rakyat yang dipimpinnya sedang kesusahan. Proyek yang bukan kewenangan provinsi dibangun, padahal itu kewenangan pusat atau kabupaten/kota.

“Sebut saja proyek pariwisata Situ Rawa Kalong senilai Rp 85 miliar, dan proyek Kali Malang sebesar Rp 45 miliar. Menurut penilaian kami tidak strategis dan cenderung proyek pencitraan. Padahal para petani membutuhkan Daerah Irigasi dan Jaringan Irigasi yang rusak parah. Sawah mengalami kekeringan di musim panas lalu, sehingga banyak petani gagal panen atau tak bisa menanam padi akibat tak teralirinya sawah mereka,” papar IBH.

IBH pun turut menyoroti proyek pembangunan alun-alun di beberapa kota atau kabupaten di Jawa Barat. Padahal itu bukan kewenangan maupun kewajiban bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk membangunnya.

“Menurut kami yang merupakan kewajiban Pemprov Jawa Barat seperti tidak menjadi perhatian seperti pembangunan SMAN dan SMKN setiap kecamatan yang menjadi keluhan tahun lalu karena pemberlakuan zonasi dalam penerimaan murid baru. Hal ini yang harus menjadi perhatian,” tandasnya.

Terkait pembangunan kolam renang di rumah dinasnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun angkat bicara. Ia mengatakan dirinya membutuhkan kolam renang ini untuk berolahraga agar tetap bugar.

“Jadi, penambahan fasilitas olahraga (kolam renang itu sesuai kebutuhan. Kebutuhannya sangat nyata,” kata RK, sapaannya, di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung seperti dikutip dari detik.com, Jumat (15/11).

RK menuturkan kaki kirinya tengah cedera dan membutuhkan terapi penyembuhan dengan cara berenang. Sebab, dokter menyarankan untuk tidak berolahraga berat seperti lari atau lompat.

“Saya itu kaki saya cedera yang kiri. Dokter menyarankan supaya bisa fit, tidak boleh lagi berolahraga yang sifatnya impact, lari, loncat loncat. Harus terapi dengan yang namanya berenang,” ujarnya.

Soal anggaran pembangunan kolam renang yang ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar, RK enggan berkomentar. Ia tidak mengetahui pasti mengenai besaran anggaran tersebut. “Saya enggan hafal detailnya karena mata anggaran yang di Pakuan itu banyak. Jadi kalau mau detil ya tanya kontraktornya,” ucap RK.

RK menjelaskan penambahan fasilitas di Gedung Pakuan tidak hanya terjadi di pemerintahannya saja. Itu sudah berlangsung sejak gubernur-gubernur sebelumnya.

“Gedung Pakuan ini luasnya 2,3 hektare. Saking luasnya, gubernur yang dulu membangun fasilitas masjid. Dipakai salat Jumat sama warga saking besarnya. Gubernur berikutnya, membangun gedung olahraga bentuknya gedung, bukan lapangan. Saking besarnya di zona olahraga, ada lapang tenis, basket, fasilitas fitnes. Pak Aher (mantan gubernur Jabar) membuat macam-macam,” papar RK.

Ia menegaskan revitalisasi di Gedung Pakuan tidak bertujuan menghamburkan anggaran. Sebab, kebutuhan penataan dan fasilitas penunjang dibutuhkan setiap tahunnya.

“Pertama, tidak menghamburkan uang negara sesuai kebutuhan. Kedua, yang namanya semua urusan Pakuan, memang akan berlangsung setiap tahun, karena ini bangunan bersejarah yang harus dirawat dan disempurnakan,” tutup RK.  (*)

 

Rincian Pekerjaan Kolam Renang, Taman dan Air Mancur Rumah Dinas Pakuan

  • Pekerjaan Persiapan Rp 100 Juta
  • Pekerjaan Taman dan Kolam Renang Rp 3,36 Miliar
  • Pekerjaan Air Mancur Rp 500 Juta

TOTAL : Rp 4,356 Miliar

Rincian Pekerjaan Pembangunan Taman dan Perpakiran Gedung Sate

  • Pekerjaan persiapan Rp 500 Juta
  • Pekerjaan Plaza Basement Rp 21,076 Miliar
  • Pekerjaan Plaza Depan Gedung Sate Rp 5,316 Miliar
  • Pekerjaan Taman Samping Rp 4,178 Miliar
  • Pekerjaan Jembatan Rp 5,074 Miliar
  • Pekerjaan Plaza Belakang Rp 5,004 Miliar
  • Pekerjaan Taman eks Lapangan Rp 5,967 Miliar
  • Pekerjaan Taman dan Tempat Parkir Mekanis Area Lapangan Tenis Rp 23, 507 Miliar

TOTAL : Rp 71,162 Miliar

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

KPK Masih Usut Soal Penyaluran Dana CSR BI dan OJK

14 Desember 2025 - 14:12 WIB

Program Budaya GO Titik Temu Budaya dan Teknologi Menuju Masa Depan Kebudayaan

26 Oktober 2025 - 20:28 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta

Kementerian Kebudayaan Luncurkan Budaya Go

26 Oktober 2025 - 11:10 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta

Konferensi Musik Indonesia 2025 Dorong Musik Religi sebagai Pilar Spiritual dan Budaya

11 Oktober 2025 - 11:43 WIB

Konferensi Musik Indonesia 2025

KPK Diminta Memperluas Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi CSR dari BI dan OJK

27 Agustus 2025 - 22:32 WIB

Dua Pejabat Pemkab Bogor Digilir KPK.
Trending di Nasional