Harian Sederhana, Cikarang Pusat – Pihak Meikarta angkat bicara perihal adanya dugaan telah mempekerjakan ribuan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China secara ilegal di proyek Meikarta yang berlokasi di Kabupaten Bekasi tersebut.
Direktur Komunikasi Meikarta, Danang Kemayan Jati menuturkan, pihaknya memastikan di proyek tersebut hanya ada 86 orang TKA yang bekerja, sementara pekerja lokalnya berjumlah 5.000 orang. Seluruh TKA yang dipekerjakan di proyek Meikarta direkrut oleh jasa kontraktor bernama China Contractor.
“Status pekerja WNA yang dipekerjakan di Meikarta minimal supervisor atau key specialist,” tutur Danang kepada wartawan, Rabu (12/02).
Apa yang diungkapkan Danang ini terkait adanya dugaan ribuan TKA asal China ilegal yang bekerja di proyek Meikarta, Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi. Dugaan ini muncul usai pemerintah daerah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan wilayahnya terbebas dari Virus Corona.
Lebih jauh Danang menegaskan seluruh TKA yang bekerja di Meikarta sudah memiliki izin resmi sesuai dengan Undang-Undang. Pihaknya menempatkan prioritas tinggi kepada semua kontraktor atas keselamatan kerja.
Perusahaan, kata Danang, juga memprioritaskan putra daerah dalam membangun Kota Baru Meikarta. Dalam hal ini, artinya 5.000 pekerja lokal yang bekerja sebagian besar merupakan warga Bekasi dan sisanya merupakan pekerja dari luar daerah Bekasi.
Danang juga memastikan seluruh pekerja di lokasi proyek Meikarta terbebas dari Virus Corona atau Covid-19 sekaligus membantah tudingan salah seorang WNA yang meninggal di area proyek itu beberapa hari lalu akibat virus berbahaya tersebut.
“Mengenai WNA yang meninggal dia bukan karyawan Meikarta melainkan karyawan kontraktor dan sudah dievakuasi pihak berwajib bahwa kematiannya disebabkan oleh kecelakaan kerja, bukan karena Virus Corona,” ucapnya.
Sementara itu, Budiyanto selaku anggota DPRD Kabupaten Bekasi kembali angkat bicara perihal jawaban yang dilayangkan oleh pihak Meikarta terkait adanya ribuan TKA asal China ilegal yang dikerjakan di mega proyek tersebut.
“Saya sudah dengar Meikarta bilang itu (hoaks), itu juga sama-sama kalau main anggap menganggap karena enggak ada data yang benar,” tutur Budiyanto seperti dikutip dari Wartakota, Rabu (12/02).









