Harian Sederhana – Pemuda dan kebangkitan adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanya menyatu. Tak ada kebangkitan tanpa anak-anak muda. Tidak pantas disebut pemuda jika tak mampu jadi penggerak kebangkitan.
Sejarah sudah membuktikannya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengabadikan sosok pemuda sebagai agen kebangkitan umat pada diri Ashabul Kahfi, yaitu sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral (iman).
”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi: 13).
Dalam hadits disebutkan kalimat, Syabaabaka Qabla Haramika (Masa mudamu sebelum masa tuamu). Hadits ini menunjukkan bahwa masalah kepemudaan oleh Islam sangat ditekankan. Karena tidak saja masa muda adalah masa berbekal untuk hari tua, melainkan juga di masa muda itulah segala kekuatan dahsyat terlihat.
Imam Syafii mengatakan, “Sungguh pemuda itu distandarisasi dari kualitas ilmu dan ketakwaannya. Jika keduanya tidak melekat pada struktur kepribadiannya. Ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan (syubbanul yaum rijalul ghod).”
Bercermin pada Sirah Nabawiyyah, deretan panjang nama-nama sahabat Rasulullah SAW yang masih muda juga membenarkan hipotesa soal pemuda. Ada Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, Zubair bin Awwam hingga Muhammad Al Fatih.
Dalam konteks Indonesia, anak-anak muda juga berperan sangat penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan dan setelahnya. Ada sosok seperti M. Natsir, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Bung Tomo. Juga ada anak-anak muda yang bertitel mahasiswa saat berjuang pada 1966 dan 1998.
Anak-anak muda, teruslah bergerak. Jadilah agen perubahan di masyarakat, bangsa dan negara dalam bingkai NKRI dan Pancasila.
Ingatlah selalu pesan Bung Karno agar api semangat terus menyala-nyala.
“Beri aku 10 pemuda. Maka akan aku guncangkan dunia”.
Seorang ulama besar dunia juga mengatakan: ““Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia mana pun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya.”
Pemuda adalah aktor pembaharu peradaban negaranya, dan pemuda merupakan agen penoreh tinta emas perubahan setiap zamannya, yang kisah-kisahnya senantiasa diabadikan.
Pemuda merupakan aset bangsa yang sangat berharga, mutiara negara yang begitu mahal, pionir peradaban yang paling strategis dan unggul.
Oleh sebab itu yang perlu kita lakukan hari ini adalah membina generasi-generasi muda kita dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah di awal fase dakwah Islam. Dengan melakukan pembentukan dan pemberdayaan sumber daya manusianya dulu sebab merekalah yang nantinya akan menjadi pionir dan penggerak peradaban. (*)









