Harian Sederhana, Tangsel – Selepas teror ular di sejumlah perumahan di Tangerang Selatan, kini ratusan ulat bulu meneror warga di kawasan Ciputat. Salah satu wilayah yang diserang ulat bulu ini adalah Perumahan Hakiki, Serua, Ciputat.
Masyarakat wilayah itu pun semakin resah. Pasalnya, ulat bulu telah memasuki rumah dari satu minggu kemarin. Ulat bulu tersebut jatuh dari pepohonan yang tak jauh dari perumahan warga dan menjalar hingga bisa masuk ke dalam rumah.
“Mulai ketahuan itu seminggu lalu, lama kelamaan banyak banget. Awalnya cuma ada di pohon yang ada di lapangan, sama di depan gerbang,” tutur Nadi selaku petugas keamanan Perumahan Hakiki, Rabu (15/01).
Nadi mengatakan hingga satu pekan setidaknya ada ratusan ulat bulu yang meresahkan warga. “Iya banyak banget, kalau kita nongkrong aja biasa gitu, banyak kita temuin. Terus mulai juga masuk ke rumah warga,” kata Nadi.
Imbas dari ratusan ulat bulu yang menyerang warga Perumahan Hakiki, sudah banyak warga yang terkena gatal dan bentol-bentol.
“Ada beberapa, jadi bentol-bentol gitu banyak. Jadi dia lagi jemur handuk, terus pas dipakai, dia gatal-gatal terus bentol. Eh ternyata benar, pas dilihat ada ulat bulunya,” ungkap Nadi.
Nadi menambahkan, serangan ulat bulu itu bahkan sempat melebar ke warga di luar perumahan tersebut. “Warga yang ngontrak di samping perumahan ini juga jadi korban. Pada bentol-bentol gitu,” imbuhnya.
Atas serangan ulat bulu itu, warga pun langsung melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangsel.
Sementara itu, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangerang Selatan kesulitan membasmi wabah ulat bulu yang menyerang Perumahan Hakiki RT 05/02, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangsel.
Komandan Pleton (Danton) Grup Charlie Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel Sahroni menjelaskan, dalam membasmi ulat bulu itu, pihaknya tak menggunakan cairan khusus pembasmi serangga, atau pestisida.
“Karena dari kantor kita belum memiliki pembasminya, enggak ada pestisida,” kata Sahroni saat dihubungi.
Sahroni mengatakan, sebagai alternatif pestisida, pihaknya menggunakan zat kimia lainnya, yaitu cairan foam. “Foam liquid itu zat kimia juga, tapi khusus buat kertas, kayu. Sama kaya sabun gitu berbusa. Biasanya efektif digunakan untuk kebakaran,” jelasnya.
Dijelaskan Sahroni, cairan foam itu sebenarnya kurang efektif untuk membasmi ulat bulu. “Karena kemarin kita semprot ada lah yang mati, tapi menurut saya, kalo disemprot bukan semakin hilang, tapi (hanya) membuat ulat yang ada di atas pohonnya itu jatuh. Jadi masih ada (ulat bulunya),” tuturnya.
Ia menyebut, pembasmian wabah ulat bulu yang menyerang warga itu baru pertama kali terjadi. “Selama ini belum pernah melakukan itu pembasmian ulat bulu. Pas tahun sebelumnya belum pernah,” katanya. (*)









