Harian Sederhana, Karawang – Satgas Pangan yang terdiri dari Polda dan Disperindag Jabar mendatangi gudang milik PT Sinar Padang Sejahtera di Karawang Timur yang diduga menimbun bawang putih sehingga membuat komoditas tersebut langka di pasaran, Rabu (12/02).
“Gudang importir ini informasinya memiliki stok tak kurang dari 150 ton bawang putih, kami sidak langsung ke lokasi,” kata Kepala Disperindag Kabupaten Karawang, Ahmad Suroto yang ikut sidak dalam rombongan Satgas Pangan Jabar kepada awak media, Kamis (13/02).
Dia menjelaskan, dari hasil sidak tersebut 150 ton bawang putih impor tersebut seharusnya sudah di distribusikan sejak November 2019. Saat itu, mereka miliki kuota 720 ton bawang yang sisanya masih ada di gudang.
“Dari total kuota 720 ton itu, untuk pasokan di Jabar 90 persen atau 648 ton dan 10 persen atau 72 ton ke Lampung. Harusnya ini bawang sudah keluar November,” jelas Suroto.
Masih menurut Suroto, rombongan Disperindag beserta Satgas Pangan Jawa Barat juga telah mendatangi dua pasar di wilayah Karawang. Tujuannya untuk mengetahui harga pasaran bawang putih di tengah masyarakat di saat komoditas tersebut langka di pasaran.
“Biasanya harga bawang putih hanya di kisaran Rp 30 ribu per kilogram, tapi saat langka di pasar seperti saat ini harga tembus sampai dengan Rp 68 ribu per kilogram,” ungkapnya.
Terpisah, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana angkat bicara perihal adanya dugaan penimbunan itu di wilayah yang dipimpinnya. Cellica mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan akan segera menindaklanjuti itu karena bisa merugikan negara dan juga memicu kelangkaan bawang putih di Karawang.
“Yah saya sangat menyayangkan, kami sudah minta bantuan kepihak kepolisian karena harusnya tidak boleh begitu karena harga bawang putih akan semakin naik,” ungkap dia ditemui usai acara koordinasi penyelenggaraan pemerintah daerah (Kopdar) di Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Kamis (13/02).
Ketika nanti terbukti bawang putih ditimbun dan tidak didistribusikan, artinya ada hukum yang dilanggar sehingga pelaku mesti kena sanksi setimpal. “Bila memang terbukti melanggar hukum berarti harus ada tindakan,” ujar dia.
Kabidhumas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan dugaan penimbunan tersebut ditemukan pada PT Sinar Padang Sejahtera cabang Karawang pada Rabu (12/2). Perusahaan tersebut, kata Erlangga, memang bergerak di sektor impor bawang putih.
“Sisa stok yang sampai dengan saat ini ada 150 ton (bawang putih), itu memang untuk sampai dengan akhir bulan Februari,” kata Erlangga.
Pihak kepolisian masih perlu mempelajari penemuan tersebut. Pasalnya, kata dia, jangka waktu untuk distribusi bawang putih tersebut masih memiliki sisa waktu hingga akhir Februari.
“Jadi itu untuk sementara hasil pemantauannya, sementara kita masih menunggu hasil klarifikasi dari pihak PT,” kata Erlangga.
Perusahaan itu sendiri, kata Erlangga, memiliki perizinan yang cukup lengkap. Menurutnya perusahaan itu melakukan distribusi bawang putih ke Jawa Barat dan Lampung.
“Memang untuk PT ini kan memiliki kuota untuk pendistribusian seluruhnya ada sekitar 24 kontainer kali 30 ton lah, sekitar 700 ton sekian. Nanti itu didistribusikan itu untuk jawa barat itu 90 persen, kemudian untuk Lampung 10 persen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan penimbunan tersebut menjadi titik terang salah satu penyebab meroketnya harga bawang putih di Kota Bandung sejak minggu lalu.
Dia berharap stok 150 ton tersebut segera didistribusikan. “Mudah-mudahan dengan temuan ini, stok yang ditimbun tersebut bisa segera digelontorkan ke distributor di Kota Bandung. Kota ini adalah barometer harga di Jabar dan selalu dipantau oleh pusat,” ujarnya, Kamis (13/02).
Elly mengatakan, saat ini terdapat 3 importir bawang putih yang memasok barangnya melalui 8 distributor di Kota Bandung. Salah satunya adalah PT SPS Karawang Timur yang diduga melakukan penimbunan.
Selain itu, Elly juga menyebutkan rencana pembatasan impor pangan dari Cina terkait antisipasi virus Corona yang sempat akan dilakukan adalah salah satu isu yang memantik permainan spekulan.
Meski demikian, perlu ditelusuri lebih lanjut motif di balik dugaan penimbunan bawang putih di Karawang, dan apakah penimbunan tersebut berdampak langsung pada meroketnya harga komoditas tersebut belakangan ini. Pasalnya, PT SPS disebut telah menahan distribusi sejak November 2019.
“Ada kekhawatiran dengan rencana impor ditahan, ada yag menahan stok karena takut stok impor dari Cina berhenti. Tapi pemerintah sudah memastikan impor produk hortikultura tetap jalan,” jelasnya.
Elly juga memastikan stok bawang putih untuk kebutuhan konsumsi Kota Bandung masih aman hingga Maret 2020. Sehingga, dia mengimbau agar masyarakat tetap belanja sesuatu kebutuhan. “Masyarakat diimbau jangan panic buying karena stok kita masih mencukupi. Beli lah bawang sesuai kebutuhan, bukan keinginan,” tutupnya. (*)









