Harian Sederhana, Bekasi – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meresmikan Flyover Cipendawa-Rawapanjang pada Jumat (31/01). Peresmian ini turut dihadiri para pejabat dari DKI Jakarta dan Kota Bekasi.
Dalam sambutannya, Anies menerangkan kalau pembangunan dua flyover ini dibangun menggunakan dana hibah dari DKI Jakarta. Hal tersebut adalah wujud nyata kedua daerah ini saling bantu dalam segala sektor.
“Ini semangat membangun antara Kota Bekasi dengan DKI Jakarta. Ini semangat untuk saling menopang,” tuturnya kepada wartawan.
Uniknya, Anies menyebut Kota Bekasi bukan penyangga DKI Jakarta saja, melainkan sebaliknya Jakarta pun penyangga bagi Kota Bekasi. Hal ini mengingat antara kedua daerah ini memiliki integrasi di hampir semua sektor.
“Kota Bekasi merupakan daerah contoh sinergi dengan Jakarta,” ujar Anies.
Sementara itu Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menerangkan, pembagunan dua proyek jalan layang tersebut merupakan dampak hubungan yang baik dan harmonis antara Pemkot Bekasi dan Pemprov DKI Jakarta.
“Ini adalah proses perjalanan. Gubernur meningkatkan status sebagai kota penyangga, menjadi mitra,” kata Rahmat Effendi.
Pria yang akrab disapa Pepen ini menyebut, Flyover Rawa Panjang dan Cipendawa dibangun dengan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di perempatan Rawa Panjang dan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi.
“Jalan layang itu menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Raya Narogong,” kata Pepen.
Sementara jalan layang Cipendawa akan menghubungkan Jalan Raya Cipendawa dan Jalan Raya Narogong. Kedua jalan layang iyu menjadi akses vital bagi truk-truk sampah DKI Jakarta yang setiap hari menuju dan kembali dari TPST Bantar Gebang dengan harapan bisa mengurai kemacetan.
Pemerintah Kota Bekasi menyebut anggaran pembangunan jembatan layang atau Flyover Rawapanjang dan Cipendawa menelan dana Rp420 miliar yang bersumber dari bantuan hibah dana kemitraan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Arief Maulana mengatakan pembangunan konstruksi kedua flyover itu menelan biaya Rp 420 miliar dengan rincian Flyover Rawapanjang sebesar Rp180 miliar dan Cipendawa Rp240 miliar.
“Mulai hari ini dua flyover ini sudah bisa dilintasi masyarakat, dengan harapan titik kemacetan di Bantargebang bisa menurun,” katanya.
Menurut dia, pembangunan kedua flyover itu telah dimulai sejak tahun 2017. Biaya pembangunan konstruksi maupun pembebasan lahan menggunakan dana hibah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dilakukan dalam dua tahap.
Tahap satu di tahun 2017 hingga 2018 dan tahap dua di tahun 2019. Flyover Rawapanjang menghubungkan Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Raya Narogong sedangkan Flyover Cipendawa merupakan akses penghubung Jalan Raya Cipendawa dan Jalan Raya Narogong.
Pembebasan tanah Flyover Cipendawa membutuhkan lahan seluas 13.000 meter persegi sedangkan Rawapanjang 7.000 meter persegi. Dengan peresmian ini diharapkan akan mempermudah arus lalu lintas truk sampah DKI Jakarta menuju TPST Bantargebang.
Sebelumnya di dua titik persimpangan Jalan Raya Narogong, Kota Bekasi mengalami kemacetan parah selama dua tahun hingga 2020. Kemacetan parah terjadi di persimpangan Cipendawa.
Jalan yang berstatus nasional ini mengalami penyempitan sepanjang 50 meter yang mengarah ke Bekasi maupun Bantargebang. Jalan yang awalnya setiap arah memiliki lebar 10 meter dengan dua lajur, kini berubah menjadi empat meter sehingga hanya terdapat satu lajur setiap arah.
Akibatnya kemacetan di setiap arah mengular hingga ratusan meter. Penyempitan terjadi karena adanya pengerjaan konstruksi tiang pancang flyover di sisi barat jalan yang mengarah ke Bekasi. Kemacetan juga terjadi di Rawapanjang tepatnya di depan Supermarket Lottemart Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, karena pembangunan flyover itu.
Flyover yang dibangun ini menghubungkan Jalan Jenderal Ahmad Yani dengan Jalan Raya Narogong. Sementara flyover di Cipendawa untuk mengurai kepadatan kendaraan di persimpangan jalan tersebut. Namun di titik Rawapanjang kemacetan tidak begitu parah, kendaraan hanya mengular beberapa puluh meter saja. (*)









